Minggu, 28 Mei 2023

Istri Sekolah Suami Aman [?]

Saya merasa tulisan ini harus saya posting secara public, karena ada banyak yang kirim pesan pribadi ke saya dengan pertanyaan kurang lebih gini: 

"Suami kamu ridho LDR demi sekolah?" 

Pertanyaan macam apaaah itu! Banyak yang mengaitkan dengan isu di jagat maya yang akhir-akhir ini tentang selingkuh, perceraian, dan banyak isu pernikahan lainnya. Sampai ada satu orang yang secara lugas berstatement gini, "deket aja bisa selingkuh, apalagi jauh."


Ah, akhirnya saya paham mungkin LDR ini yang jadi faktor yang mereka ingin tahu. 

 

Itu gak apa-apa jauhan? Gak takut suaminya macem-macem? 

 

Saya seringnya becandain dengan nanya gini sih: “kalau saya yang macem-macemnya gimana? boleh?” haha..

 

Meskipun benar adanya, LDR tidak mudah sama sekali. Hal itu yang membuat saya, di waktu-waktu tertentu semisal Waktu Overthinking Indonesia yaaa, jadi terpengaruh juga sama isu-isu si netijen ya HAHAHA..

 

Nah, Ketika pikiran-pikiran yang tidak-tidak itu muncul saya pasti langsung aja ngomong ke suami. 

Suami saya menanggapi dengan santai aja “Kita bukan mereka. Mereka bukan kita. Fokus aja ke keluarga kita ya.”
 

Ya laki-laki si makhluk rasional, yang emang harus diamini nih jawabannya. 


Jujur, saya gak bisa bilang saya bersih dari godaan. Duh, godaan banyak sekali, Marisol. Saya dan suami pun masih terus berusaha untuk bisa terus saling berpegangan tangan. Mengimani yang baik-baik, terus saling berusaha menjalankan peran masing-masing sebaik mungkin, belajar terus, refleksi terus, dan saling mendoakan. Semoga aja bener-bener bisa jadi pasangan hingga maut memisahkan. Gak mau takabur, kami hanya manusia biasa yang apa atuh ya.. doain ya!

 

Tapi kalau boleh sedikit sharing jawaban saya terhadap pertanyaan dan kekepoan beberapa kawan yang maya maupun yang nyata tersebut mari lanjut ke paragraph berikutnya ya. Kalau gak boleh, yaudah, tutup aja halamannya HAHA… 


**

 

Mungkin, hal yang patut disyukuri adalah sebelum menikah, kami berteman dan beroganisasi bareng-bareng. Sebelum memutuskan untuk lanjut ke pernikahan, ada proses interview dari saya si perempuan insecure ini tentang apa-apa yang ditakutkan dan diinginkan dari pernikahan. Kami sharing apa yang penting buat diri kami masing-masing. Saya sih yang banyak ngomong (yang kenal pasti langsung ngangguk, iyalah si yuli cerewet gak ada obat, hahaa..)

 

Tentang izin suami..


Suami saya adalah orang pertama yang saya minta approvalnya. Saya dan suami membuat semacam analisis SWOT karena ini bukan hanya tentang saya dan dia, ada anak-anak yang harus dipikirkan kesejahteraannya. Jadi sangat enggak mungkin saya berangkat kalau suami nggak approve. Malah suami saya yang support banget saya pergi sejauh saya mau, biar saya jadi manusia utuh yang gak penasaran lagi sama medan memperjuangkan mimpi.

 

Sebelum akhirnya memutuskan kuliah di University Malaya, Malaysia.  Saya berkorespondensi sama salah satu professor di Bristol, hampir setiap malam nangis, selalu ada pertanyaan: Gimana kalua saya beneran kuliah ke UK? Sambil nangis ngerjain PR dari sang professor tersebut. Dan berulang kali suami saya memastikan, anak-anak akan aman, dia support 100%. 

 

Sebagai persiapan studi tersebut, saya les IELTS sebulan sambil ngajar 16 SKS, plus banyak kerjaan lain sebulan full. Dia rela menjaga anak-anak, dan mindah jadwal kerjaan ke malam hari dan weekend. Pernah subuh-subuh, sebelum saya bangun (04.30) suami saya sudah di kamar sebelah untuk ngajar privat  online Public Speaking. 

 

Di lain kesempatan, 3 malam dalam seminggu, saya ambil kelas writing IELTS online. Dan tiap pertemuan ada try out. Demi saya bisa focus, dia akan ajak anak-anak keluar rumah: ke angkringan, ke rumah tetangga yang punya anak kecil biar bisa sama-sama main, atau sekedar main di halaman rumah. Ah, saya gak bisa kayak dia kayaknya kalau posisinya dibalik. 

 

Sering dan berulang kali saya tanya, “kamu beneran gak apa-apa saya kuliah ke luar negeri?” 

Jawabannya gak berubah: “I am totally supporting you!”

 

Saya merasa mental saya tidak siap. Ketika proposal approve oleh calon supervisor saya di Bristol dan meminta saya mengurus ke admission. Jelas kabar baik, sekaligus hal yang membuat saya semakin overthinking. Sampai akhirnya setelah istikharah beberapa kali, saya memilih Malaysia. Di bulan Ramadhan saya chat teman saya di Malaysia, meminta saran kampus mana yang cocok. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk tidak melanjutkan admisi ke Bristol. Mengabari si ibu professor di sana kalau saya mundur dan akhirnya mendaftar ke UM H-1 Lebaran di 2022. Alhamdllh setelah proses wawancara dengan calon SPV, dan Kepala Departemen, saya mendapat LoA beberapa bulan setelahnya. Bermodalkan LoA tersebut, yakin mendaftar beasiswa BPI di bulan September 2022. Lucky me, berhasil mendapat sponsor studi dari BPI setelah melewati serangkaian proses seleksi (administrasi, substantif/wawancara). 

 

Lebih dari sekedar terima kasih, aku adalah istri yang begitu beruntung. Semoga kita benar-benar bisa sampai di titik impian itu. Semoga kita menyelesaikan episode ini dengan baik. Semoga apa-apa yang sudah dipilih adalah keputusan yang betul-betul layak diperjuangkan. 

 

***

 

Hari ini, di 28 Mei 2023 

Saya menulis blogpost ini sebagai reminder, betapa saya beruntung dan mendapat privileged untuk disupport pasangan hidup. Keterlaluan kalau sampai saya menyianyiakan apa yang sudah diberikan. 

 

Sejak Maret lalu, saya masih ‘agak’ linglung, belum sepenuhnya ngeh tentang apa yang saya harus lakukan. Belum solid rencana penelitian thesis saya. Belum 100% jiwa saya untuk sekolah. 

Dan Ketika saya merengek ingin pulang Idul Adha, suami saya agak melarang. Dia tidak ingin saya dan anak-anak terus berkutat di rollercoaster emosi berulang dan akan mempengaruhi fokus studi saya. Again, dia adalah real-supporter yang tidak ingkar janji. 

 

Spill secuplik obrolan, yang mungkin akan jadi komedi penghibur Ketika kami sama-sama kelelahan. 



Iya, kami kalau ngobrol agak absurd memang. obrolan serius, jadi komedi. diafragma dibawa-bawa hahaha..


Thanks ya, Pi. Love you to the moon and back. Aku padamu 💖

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar