Jumat, 04 November 2016

Tentang 411 : Jelaga yang sampai ke ibu kota

Jam dinding di kamar saya menunjukkan Pkl. 23.35 WIB.

Sedari pagi sampai detik ini, pikiran saya melekat pada 411. Begitu riuh pikiran, seolah banyak sekali yang terlihat, terbaca, terdengar, dan terasa.

Terlepas dari segala hal yang mungkin remeh-temeh: suami belum pulang karena lembur, hujan lebat, ponakan yang kritis, rindu keluarga, deadline laporan, utang janji esok, persiapan camping, persiapan mengajar, dan PMS.

Saat ini, entah dada rasanya bergemuruh, marah, kecewa, bukan karena itu semua. Tapi karena rangkaian #AksiDamaiBelaQuran411 yang ramai dibicarakan publik, baik melalui media sosial maupun media massa.

Saya tidak berani mengklaim diri saya sebagai muslim yang taat sehingga merasa berhak menilai atau menghakimi, saya juga bukan pengamat politik yang handal, apalagi seorang aktifis ormas islam.

Saya hanya seorang warga negara Indonesia yang beragama Islam.

Hari ini saya melihat banyak ironi. Aksi damai yang digelar jutaan muslim di ibu kota, dilansir sebagai aksi yang damai, tidak merusak, tidak rusuh, tidak membuat si pelaku aksi lupa kewajibannya sebagai hamba Tuhan, aksi yang mengharukan dengan lantunan shalawat, asmaul husna, sampai gema takbir, aksi yang terorganisasi dengan baik sampai-sampai ada tim pembersih jalan, aksi yang bertolak dari kesakithatian karena ada indikasi negara melakukan pengabaian terhadap kasus penistaan agama yang dilakukan oleh seorang pejabat publik.

Ironi, banyak teman sesama muslim terlihat begitu sibuk menunjukkan sikap sinis. Saya termasuk yang mengerti ketika ada yang tidak sependapat dengan jalan aksi damai ini, tapi sadarkah kita ketika berani menyatakan bersebrangan bahkan 'menghujat' aksi damai, di saat bersamaan bisa jadi kita telah berpihak pada sisi lainnya, dalam hal ini pihak yang dianggap "menistakan" agama yang kita anut.

Ironi, Bapak Negara yang juga muslim, enggan merangkul para ulama muslimin muslimat yang secara damai mendatanginya.

Bapak negara yan terhormat, kami tidak tahu banyak tentang apa yang tengah bapak pikirkan apalagi yang tengah bapak rasakan sekarang.

Tapi...

Pak, kami yang juga seagama dengan bapak tidak menuntut bapak berpihak penuh atas apa yang dituntut oleh aksi damai ini. Tapi bukankah bapak bisa sekedar menyambut dan menyatakan bahwa bapak hadir untuk mereka yang tengah lelah berjuang untuk agamanya, yang juga agama bapak?

Jangan salahkan kami jika kini kami teramat sakit hati. Teramat kecewa.

Hujan kembali turun, mungkin langit sedang berusaha mendamaikan jiwa jiwa yang marah. Atau langit pun mengamini kesedihan para muslim hari ini.

Wallahu'alam bii shawab.


Rindu (tapi)

Aku tidak menyangka akan berdiri lama dalam persimpangan ini.
Menatap perih, memeluk kesakitan yang teramat.
Tertegun dalam tanya, akan sampai kapan?

Duhai wanita, aku tetap menjunjung cinta ini untukmu.
Sampai kapanpun kan tetap begitu.

Andai kau lebih peduli pada relung yang penuh luka kecewa ini.
Mungkin tak sampai hati aku membuang muka.

Duhai wanita, doa akan tetap terpanjat.
Entah Tuhan suka atau tidak, aku masih saja tak usai kecewa.

Duhai wanita, aku rindu. Sangat merindu.
Tapi apa daya, aku terlalu takut kembali terluka.

Semoga kau tetap baik-baik terjaga lindungan Tuhan semesta.

4-11-2016


Sabtu, 22 Oktober 2016

12 Fun Fact WANITA

Beredar cas cis cus baik di artikel yang sengaja di tulis oleh si fulan bin fulan, atau selentingan di kalangan masyarakat sekitar kita tentang kaum hawa, wanita, perempuan, cewek, dan apapun sebutannya. 

katanya perempuan itu cengeng, padahal nggak, aslinya mah cengeng banget #ups. 
katanya lagi, perempuan itu lemah, padahal nggak, aslinya mah setroooooong!
katanya juga, perempuan itu suka kepastian, padahal nggak, aslinya mah suka dibikin penasaran #eh
katanya lagi, perempuan itu takut gendut, padahal nggak, aslinya mah takut sama lemak berlipat doank, haha..

Mitos atau Fakta? You choose!


#1 Tidak suka makan banyak dan  tidak takut gendut

Percaya deh, masih banyak di dunia ini wanita yang nggak takut gendut sama sekali. Dan jarang nafsu makan. Ngeliat makanan numpuk, udah kenyang sebelum waktunya. Biasanya cewek tipe begini malah pengen gemukan dikit gitu kakaks.. #curcol

#2 Tidak bisa suka dandan

Kalau ada kaum lelaki yang bilang perempuan ribet dan lama kalau mau pergi-pergi. Itu gak selamanya bener. 
Tidak semuaa perempuaaaaaan~~~ dandannya lamaaa~~ contohnya akuuuu~ 15-20 menit bisa tuh selesai mandi s.d pake sepatu 8-)
Ssssttt...! bahkan ada banyak perempuan yang nggak ngerti apa itu blush on, concealer, de el el. Dan hidup mereka baik-baik saja bahkan bahagia, hohoho..

#3 Mandi? Seperlunya aja!

Jangan heran kalau nemuin kaum hawa yang gak bisa lama mandi. Belum masuk kamar mandi malah udah keluar lagi, eh! haha..
Perempuan model begini, banyak! Apalagi yang tinggal di daerah dingin. Kuliah pagi, cukup gosok gigi, cuci muka, semprot pewangi (((PEWANGI))), selesai!

#4 Matre selektif

Nggak semua cewek matre, cewek matre, ke laut ajjee! 
Udah kodian, lusinan, jutaan cewek bisa kerja cari duit sendiri di zaman sekarang. Tapi kadang kehidupan membuat kita harus berpikir jauh ke depan, matre selektif mah tetep wajib. Alias matrenya pilih-pilih. Semisal: irit dan jeli atur keuangan (bukan pelit), atau pilih suami pekerja keras sehingga bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang layak untuk membangun masa depan. #tsaaaah.

#5 Nggak suka cowok ganteng

Ini asli lho! Wanita zaman kekinian itu pinter-pinter, cerdas-cerdas, dan luar biasa deh. Kegantengan itu hanya akan menembus level pertama perasaan wanita. Level berikutnya jauh lebih jadi pertimbangan. Apaan tuh? Kecerdasan pria, kelucuan pria, dan investasi masa depan yang dijanjikan oleh seorang pria #ups!

#6 Mending jalan-jalan kotor-kotoran dibanding ngemall pake #OOTD

Perempuan bergelar Miss OOTD melenggang keliling mall, nenteng paper bag dari toko branded, selfie sukaesih di setiap penjuru cafe high class, de el el merasa itu adalah adegan impian setiap perempuan. Tidak semua ya. Untuk beberapa perempuan, itu tidak seksi sama sekali. Keringetan kotor-kotoran, panas-panasan, dan selfie di alam itu lebih bikin NGECES! 

#7 Cengeng selektif

Siapa yang bilang cewek itu cengeng? Nggak la yaw! 
Cewek nangis itu bukan karena cengeng, tapi untuk mengeluarkan toksin (((TOKSIN))) di hati yang sudah tersakiti. Setelah nangis, kaum hawa akan tumbuh menjadi lebih sehat dan setrooooong :p

#8 Mandiri banget ketika kepepet

Perempuan bisa dikatakan makhluk paling mandiri. Silakan survey, berapa banyak wanita (istri) yang hidupnya baik-baik saja ketika ditinggalkan perjalanan dinas berminggu-minggu oleh suaminya. Tapi kalau dibalik? Si suami akan bolak balik telepon si istri, hanya untuk bertanya: disimpen dimana  ya kemeja aku yang warna anu?

#9 Nggak suka touch-up!

Banyak lho perempuan yang nggak doyan-doyan amat touch-up. Kenapa? karena semakin sering liat wajahnya di cermin, makin sadar wajahnya tak semulus dulu lagi, HAHAHA #JokeforReal

#10 Suka boneka, tapi lebih suka dolar amerika.

You know lah maksudnya apa. Ini adalah unsur REALISTISnya para perempuan. 8-)

#11 Nggak selalu ngikutin tren Fashion

Ada banyak perempuan yang tidak terlalu gubris perkembangan fashion. Bukan karena nggak kebeli, apalagi karena nggak tahu. Tidak lain, adalah karena sebagian kaum perempuan ini tahu pasti tidak semua tren fashion sesuai dengan karakteristik dirinya. 

#12 Ada lagi yang mau nambahin biar genap selusin? #LOL

dibalik perbedaan antara satu wanita dengan yang lainnya,
ada satu kesamaan: SIAPA PEREMPUAN ITU GAK BISA DIJELASIN SECARA PASTI.
UNIKNYA GAK KETULUNGAN. :D

Kucing [?]

Beberapa minggu terakhir, ada kebiasaan baru yang tanpa sadar saya lakukan: mengumpulkan tulang belulang ayam atau rusuk sapi, membuka pintu dapur, then i feed two cats which wait for its moment.

Sampai di suatu malam, suami saya mengatakan, "wah, yammi berubah ya. sayang kucing sekarang"

Oke, well ini bukan cerita yang istimewa mungkin untuk siapapun yang membaca blog ini, hehe..
Tapi di balik tulisan paragraf pertama serupa ada pelajaran untuk saya, si apatis, si pragmatis, dan hanya peduli pada hal-hal yang menurut saya "penting" saja. 

Seringkali...

Ketika suami saya beramah tamah dengan kucing-kucing di warung makan lesehan, saya akan langsung meminta suami untuk menghentikan hal itu. Bagi saya, itu mengganggu.
suami saya yang respectful to his wife biasanya langsung menghentikan "elusan" di punggung kucing yang terkantuk-kantuk nyaman, kucing-kucing lalu tetap mengiba menatap wajah suami saya mengemis belaian, haha.. Meskipun dia tetep nyolong-nyolong ngelempar-lempar tulang ke si kucing. And i dont like that (at that time)! 

Another scene...

Di ruang dosen sering ada kucing meong-meong ketika kami makan. kucing memang ajaib, dari kejauhan aroma ikan, ayam, dan rendang tercium begitu saja. Reaksi saya? ngomel seperti emak-emak ngomelin anaknya. Mungkin dosen lain ngebatin gini: Duh kasian kamu, cing. hahaha...

Special case: malaikat kucing.


Ini terjadi di idul adha lalu, saya dan suami sambangi kerabat suami. Di rumahnya berkeliaran kucing berbijibiji. And you know what? Di ruang tamu bahkan dipajang foto kucing sekeluarga alias kucing semua emak bapak anak cucu, segede gaban. Bukan seperti rumah kebanyakan yang justru majang foto keluarga, hehe..  
Sampai akhirnya saya beranikan bertanya, "suka banget kucing ya, Pak?"
Pertanyaan yang mengundang jawaban berparagraf-paragraf. Singkatnya, yang suka kucing awalnya adalah si bapak. Tapi semakin kesini si ibu lebih cinta sama kucing dibanding dia. 
Yang menarik adalah statement tambahan dari si ibu:
awalnya saya gak suka sama kucing. sering ngusirin kucing. Tapi pas kucing-kucing itu nyambut saya sepulang dari pasar, keliatan seneng saya kasih makan, saya malah jd sayang mereka. 
Whattt??! Sayang?!

Konon katanya, si kucing-kucing itu kalau si ibu alias sang majikan lagi nonton tv ngerubunin badan si ibu, bermanja-manja, dan all the cats has a name! Sampai si ibu dengan cerah ceria menceritakan si anu manja, si anu cuek, si anu anarkis, si anu sensitif, si anu rakus kalo makan, si anu pencemburu.

Helloooooo mem, lagi ngomongin kucing apa ibu-ibu arisan??? But its REAL STORY i've ever heard.

Dan satu klimaks ceritanya: saya begini belum apa-apa bu, tetangga saya pernah nangis gak keluar rumah. matanya bengkak. pas kami ke rumahnya nanyain kenapa karena tumben gak keluar-keluar rumah, ternyata dia nangisin kucingnya yang mati. OMG! Sayaaah speechleesss pemirsa indosiaaarrr.

**

Lalu apa guna saya ceritakan ini semuaaaahhh?? Gak tahu! haha..

Begini...

Manusia hidup dengan rentetan kebutuhan. Banyak ahli juga teoritikus dalam bidang psikologi yang membuat teori tersendiri tentang kebutuhan. Dan saya gak akan bahas teori itu disini hehe..

Sederhananya, kebutuhan kita sebagai manusia diantaranya adalah butuh merasa dicintai dan dibutuhkan. 

Ketika melihat kucing mengeong, sibuk berlari dengan tatapan antusias, lalu lahap menyantap makanan yang kita berikan, ternyata rasanya nikmat. I am happy. saya merasa berguna. saya merasa diakui sebagai manusia #eaaaa.

Bahkan kucing bisa mengubah perasaan "acuh" menjadi "peduli". 

Bayangkan apabila rasa dicintai-mencintai, diakui-mengakui, memberi-terimaksih, saling-peduli itu sampai-tersampaikan dari dan oleh kita, kepada orang-orang yang membutuhkan, kepada orang-orang yang memang haus kasih sayang, haus bimbingan, ingin didengar, rindu kepulangan, mencari ketenangan, mengiba kekuatan.

Ah mungkin tatapan mereka akan lebih indah dari tatapan kucing-kucing itu.

Usahlah sombong wahai manusia,
nyatanya kucing kampung yang berlarian menghampiri saya dan tulang belulang yang tidak seberapa, lebih bisa mengajarkan tentang bagaimana 'membahagiakan' dan menunjukkan cinta juga rasa terima kasih.

Lets make friend, cings! :)

Jumat, 14 Oktober 2016

Brokenhome [?]

Happy friday :D

Jumat ini, saya tidak share masalah dapur ya, karena libur masak, suami dinas luar seminguan, jadi nggak masak selain ceplok telor sama nugget hehe..

So, this friday mau share salah satu tulisan saya tentang fenomena Brokenhome, sebuah kajian penting untuk para orang tua atau calon orang tua. 

As we know, keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak merupakan organisasi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat. Pada hakikatnya keluarga merupakan wadah pertama dan utama yang fundamental bagi perkembangan dan pertumbuhan anak.

Di dalam keluarga, anak akan mendapatkan pendidikan pertama mengenai berbagai tatanan kehidupan yang ada di masyarakat. Keluarga yang mengenalkan anak akan norma agama, etika sopan santun, norma bermasyarakat, dan norma-norma tidak tertulis lainnya yang diharapkan dapat menjadi landasan kepribadian anak dalam menghadapi lingkungan. Selain itu, keluarga merupakan lingkungan pertama untuk bersosialisasi, mengenal diri sendiri, serta sebagai motivator eksternal terbesar yang akan selalu dibutuhkan oleh anak dalam menjalani kehidupan. Mengingat betapa pentingnya peran keluarga untuk anak, maka atmosphere keluarga sangat menentukan kepribadian, perilaku, konsep diri, motivasi berprestasi, serta pandangan hidup anak tersebut. Maka, akan sangat fatal akibatnya apabila keluarga tidak lagi mampu berfungsi sebagaimana mestinya.

Membahas mengenai keberfungsian keluarga, hal ini pasti berkaitan dengan peran dari anggota keluarga itu sendiri terutama peran orang tua. Dewasa ini, banyak ditemui keluarga yang mengalami pergeseran peran. Pergeseran peran ini kemudian dapat mengakibatkan disfungsional keluarga yang kemudian sangat berpotensi melahirkan banyak permasalahan, salah satunya adalah fenomena anak yang broken home. Kata broken home sering dilabelkan pada anak yang menjadi korban perceraian anaknya. Sebenarnya anak yang broken home bukan hanya anak yang berasal dari orang tua yang bercerai, tetapi juga anak yang berasal dari keluarga yang tidak utuh atau tidak harmonis. Terdapat banyak faktor yang melatarbelakangi anak yang broken home, antara lain percekcokan atau pertengkaran orang tua, perceraian, kesibukan orang tua, dan keadaan ekonomi.

Anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari keluarganya (orang tuanya). Cekcok atau pertengkaran  antara ayah dan ibu seringkali membawa dampak buruk pada anak. Anak yang seharusnya mendapat kasih sayang dan pendidikan harus mengalami masa yang kritis untuk menjadi terbiasa dengan pertengkaran ayah dan ibunya. Pada usia balita, anak-anak yang kurang mendapat kasih sayang dan perhatian orang tuanya seringkali pemurung, labil dan tidak percaya diri. Ketika menjelang usia remaja kadang-kadang mereka mengambil jalan pintas, minggat dari rumah dan menjadi anak jalanan bahkan melakukan hal-hal yang menyimpang. Ketenangan yang ia rindukan berubah menjadi suram. Lebih jauh lagi, keluarga tidak lagi menjadi sebuah tempat yang dirindukan melainkan menjad tempat yang yang tidak diinginkan bahkan tempat yang wajib untuk dihindari.

pict-illustration by bintang(dot)com

Perceraian memberikan konsekuensi yang tidak ringan. Selain menjadikan seorang istri menjadi janda dan suami menjadi duda, lebih jauh lagi hal tersebut berpengaruh sekali terhadap kondisi psikologis anak. Belum lagi ketika anak diharuskan mengambil keputusan harus memilih tinggal bersama siapa: ayah atau ibu? Hal tersebut bukanlah hal yang sepele bagi seorang anak. Anak akan mengalami kebingungan, kelabilan secara emosional dan memiliki kecenderungan untuk menyalahkan orang tua atau bahkan menyalahkan dirinya sendiri.

Lalu, apa saja yang bisa diakibatkan dari fenomena brokenhome ini?

Setidaknya ada tiga permasalahan anak yang bisa terjadi ketika keluarga hilang keberfungsiannya,

1. Psychological disorder (Gangguan Psikologis)

Tidak dapat dipungkiri bahwa anak broken home akan mengalami gangguan secara psikologis. Meskipun kebutuhan fisiologi terpenuhi dengan baik, anak tidak akan berkembang dengan baik ketikan kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi. Anak broken home memiliki kecenderungan agresif, introvert, menolak untuk berkomitmen, labil, tempramen, emosional, sensitif, apatis, dan lain-lain

2.  Academic problem (masalah akademik)

Faktor motivasi eksternal terbesar untuk anak adalah keluarga. Dan ketika keluarga mengalami disfungsional maka anak broken home akan cenderung menjadi pemalas dan memiliki motivasi berprestasi yang rendah.

3. Behavioral problem (perilaku menyimpang)

Anak broken home adalah anak yang memang kurang perhatian. Akibatnya anak memiliki self esteem dan self confident rendah, konsep dirinya pun negatif. Begitu di luar (rumah), anak semacam over kompensasi, mencari pengakuan dan penghargaan diri dari lingkungan sekitarnya, sehingga anak broken home memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku-perilaku menyimpang seperti bullying, memberontak, bersikap apatis terhadap lingkungan, bersikap destruktif  terhadap diri dan lingkungannya, misalnya dengan mulai merokok, minum minuman keras, judi, free sex (seks bebas). Mereka melakukan penyimpangan-penyimpangan tersebut tanpa pernah tahu apa yang baik dan yang buruk. Persis seperti seorang anak yang menangis dan butuh pelukan ibunya, tapi dia tidak mendapatkannya, oleh karena itu anak broken home akan berterimakasih kepada siapapun yang mau memeluknya, dan kadang wujud si ibu itu adalah ‘narkoba’ dan ’seks bebas’.

Lalu apakah setiap anak brokenhome akan berujung bermasalah? Tentu saja tidak. 

Tidak semua anak brokenhome mengalami kegagalan, tidak sedikit bukti bahwa dibalik kekosongan keberfungsian keluarga, justru mereka tumbuh lebih kuat dan sukses.

Dan bagaimana cara mencegah kegagalan bagi yang sudah terlanjur mengalami masalah? Lanjut diskusi di artikel selanjutnya ya, biar nggak engap hehe..


Jumat, 07 Oktober 2016

Jurus Jitu IRT Pemula di Dapur :D


Happy Friday..!

selamat hari jumat.
kembali ke dapur. lho kok?

Yess, Jum'at is my work day off. 

ketika orang lain libur hari minggu, saya liburnya malah hari jumat (dan hari minggu).
so, dapurnya trang treng trong, berfungsi jadi laboratorium eksperimen masak di dua hari itu. Selebihnya, hanya trang treng tanpa trong hehe.. apasih!

seperti janji saya di artikel sebelumnya (baca: Harus ya bisa masak)
Let me share jurus jitu perbumbuan biar nggak panik pas masak.

seperti hidup, masak juga butuh proses. dan bisa masak pun perlu proses. 
hanya saja, emang kalau yang udah punya bakat masak, mau salah bumbu juga biasanya enak aja gitu masakannya. Beda sama yang total nggak ada bakat masak, mau bener bumbunya juga, tetep aja susah enak, haha..

saya? termasuk yang tidak berbakat dan juga pemalas. Tapiiii  saya termasuk yang meyakini, bakat itu akan kalah hanya dengan satu resep: HATI!
terbukti lho ini, kalo masaknya pake perasaan, itu masakan bisa enak aja gitu #tsaaaah 
tapi kalo kepaksa, terus unmood, kemungkinan besar itu makanan will taste such a disaster di mulut. 

eh  kok jadi kemana-mana ngemengnyaaa..

lanjut yaaa, nah saya punya jurus warisan leluhur alias mama saya yang nggak doyan-doyan amat nongkrong di dapur, tapi patut dicoba untuk kaum pemula, tadaaaaaaa~

 Jurus CBT (Cabe Bawang Tomat)

Saya sudah membuktikan dari tiga bumbu ini kita bisa membuat rupa-rupa menu. Cekidot!

*Sebelumnya, cabe disini bebas ya, bisa diartikan cabe merah, cabe ijo, cabe rawit, atau pun paprika. Bawang disini ada dua kategori bawang merah/bawang bombay dan bawang putih. Terakhir tomat, bisa tomat cherry, ataupun tomat gede segede alaihim gambreng. Semuanya sesuai selera dan sesuai stok ya buibuuuu #eh

1. Tumis-tumisan

Tumis itu kan sejenis masakan yang nggak pake air. karena kalo pake air namanya sayur #eh.. Tumis ini bisa tumis sayuran atau daging. Jadi dari tiga bumbu CBT bisa dibuat tumisan tersebut. 
gampang banget: 

  • iris-iris cabe nya, bawang nya, tomatnya.
  • panaskan minyak goreng (secukupnya, sedikit aja, jangan sampe kebanyakan)
  • lalu masukkan bawang merah, setelah harum masukkan bawang putih, lalu masukkan cabe. tomat terakhir. 
  • masukkan bahan utamanya: misal kangkung, kailan, atau bahkan ayam.
  • lalu masukkan tomat. 
  • beri garam dan gula (3:1) 
  • beri penyedap kalau biasa pake ya. kalau saya sih lagi berusaha jadi enema penyedap instan. karena dari kombinasi gula, garam, dan CBT juga sudah enak kok :D

2. Sambal 

Sambal? Duh ini tuh menu yang favorit di seluruh nusantara. apalagi yang dapet suami maniak sambal, wajib bin kudu bisa bikin sambel. 

Ssssssttt... FYI yaaa, laki itu nggak akan mau tahu itu sambel komposisinya apa, yang penting rasanya pedas harmonis di lidah! haha..
kecuali lakinya yang hobi kepoin dapur #eh

Nah, untuk pemula, cukup pake rumus (rumus doooooonk) ini:
Sambel = CBT + Gula + Garem + Penyedap (optional)
Kalau suka sambel terasi, tambahin aja terasi secukupnya (dikit aja, asal ada aroma, kalo kebanyakan nanti enek dan baunya itu bikin patah idung #eh)
kalau nggak suka terasi, murni CBT aja juga udah enak! 

ada beberapa opsi untuk kasus (((KASUS))) sambel ini:
  1. goreng dulu baru ulek
  2. bakar dulu baru ulek
  3. rebus dulu baru ulek 
  4. rebus dulu baru ulek lalu digoreng
  5. mentahan aja seadanya baru digoreng setelah diulek
  6. mentahan aja langsung lahap

3. Tim Ikan Asin

Ada yang suka ngetim? ngetim ikan asin peda misalnya?
Atau tim apaan gitu yaa, asal jangan tim sepak bola.

caranya:

  • iris-iris CBT
  • Panaskan minyak goreng dikit aja.
  • masukkan CBT bersamaan.
  • masukkan air sedikit
  • Masukkan ikan asin/peda nya
  • seasoning: Gula, garem, penyedap (optional)

DONE :)

4. Bumbu Kecap semur ala-ala

Panjang bener nama menuny. Ini dikarenakan saya nggak tahu ini menu masuk kategori semur atau apa, haha..

Bahan yang bisa diolah antara lain: ayam, daging sapi, telur, tahu, tempe, ati ampela.
Caranya:

  • Siapkan bahan tambahan: Serai, daun salam, dan lada bubuk
  • ulek (manual atau pake blender CBT + jahe 
  • Panaskan minyak goreng secukupnya
  • Tumis bumbu yang sudah halus + daun salam + serai
  • masukkan deh bahan utama (kalau saya biasanya itu ayam/daging/dll sudah direbus atau digoreng terlebih dahulu, biar empuk.)
  • masukkan air secukupnya
  • Nah, kalau air sudah mendidih, kecilkan api, masukkan kecap manis.
  • biarkan meresap. sesekali aduk, khawatir gosong. 
  • seasoning: gula, garem, lada bubuk, penyedap (optional)

DONE :)

5. Sayur berkuah

Kuah disini maksudnya menu berair kayak sayuran ya, hehe..
Bahan yang bisa diolah: bayam, kangkung, dan sejenisnya deh.


  • Caranya: 
  • CBT iris-iris. 
  • Siapkan minyak goreng secukupnya. 
  • Masukkan irisan CBT (kecuali tomat)
  • Setelah wangi, masukkan air.
  • Setelah mendidih, masukkan bahan utama
  • kalau sudah terlihat matang baru deh masukkan tomat

DONE :)

Gampang kan? Nah, eksperimen berikutnya kita bisa sesuaikan dengan taste masing-masing. Sungguh ya, semua berawal dari CBT haha..

Ini pengalaman pribadi saya ya, jadi kalau ada yang pengalamannya berbeda, jangan sungkan share yaa!
Jangan sampe fenomena IRT pemula yang panik di pojokan dapur semakin merajalela hihi..

Salam semangat eaaa kakaakks :p

**

Hasil belajar yang terdokumentasikan :) 


Bubur ayam

Tahu isi alias Gehu
Nugget ayam (abaikan kegosongannya wkwk)



seblak ala ala 
sop buntut :)

soto ayam pake telor :d

Sambal pete ikan serai 

Tumis Manisa Tempe





Senin, 26 September 2016

Harus ya bisa masak?

Zaman sekarang, perempuan sama dapur nggak selalu jadi dua hal yang otomatis terhubung. Beda dengan zaman ketika sarjana perempuan atau wanita karier belum banyak, masih bisa dihitung jari.
Bahkan sudah banyak yang berani sounding, kalau perempuan masa kini nggak wajib bisa masak, yang penting bisa cari duit. O ow!! *wrong way detected :D

Lalu apakah saya sebagai perempuan masa kini setuju? 

Awalnya setuju banget,
sekarang? Absolutely, No!
Saya yang belum tua-tua amat, harus menyerah pada nasihat orang-orang tua, perempuan mau nggak mau harus bisa masak.

Tapiii dengan beberapa catatan ya. Here we go~

Bisa masak, bukan berarti harus masak setiap hari #eh.
Sekarang, tidak bisa dinafikkan banyak perempuan berkarir, bekerja from 8 to 5, perempuan berbisnis, and so many things.
Harus diakui oleh siapapun, kadang perempuan yang berada dalam multi-peran tidak bisa 'selalu' bisa memasak setiap hari. Apalagi kalau si perempuan harus melakukan dinas luar, gimana masaknya?!

Kenapa sih harus bisa masak?

masakan adalah makanan kan? makanan yang akan dikonsumsi keluarga, yang menentukan kondisi kesehatan dan tumbuh kembang keluarga.
kita semua tahu kalau di luar sana, sekarang jaminan atas makanan yang "4 sehat 5 sempurna 6 gaya" itu minim sekali. Boleh jadi, memang higienis, tapi termasuk junkfood- or fast food yang notabene digadang-gadang sebagai pemicu kanker. Hiiyh!
Makan di tenda-tenda, logis banget kan penyebaran kuman itu udah kayak laju mobil balap di film fast and furious.

Tapi bukan berarti terlalu membatasi diri untuk nggak 'jajan' juga, karena kalau secara langsung distop juga nggak baik ke kondisi mental hahaha.. Pelan-pelan saja, like what i am doing now :D
Lama-lama pemikiran itu akan mendarah daging kok.

Selain urusan kesehatan dan tumbuh kembang, masak memasak juga akan menjadi bagian dari aktifitas penghematan. PROVED! alias terbukti ampuh.
Coba deh seminggu penuh makan di rumah alias masak sendiri, itu akan setara dengan 1-2 kali makan di luar :D

Lalu gimana kalau sama sekali nggak bisa masak?

Saya juga yang nulis ini nggak pinter-pinter amat masak. Awal nikah modal kemampuan masak hanya 5 menu: masak air, telor ceplok, telor dadar, masak mie, tumis sayur.

Tapi setelah sering ngalamin suka galau nggak penting karena kangen makanan kampung yang nggak ada di perantauan, gampang baper kalau suami lebih excited makan yang dibeli di warung, gampang sedih kalau suami sakit, juga suka sedih akut kalau dompet gampang terkuras habis akhirnya perlahan mau belajar, perlahan bisa menentukan solusi. 

Solusinya adalah: LATIHAN dan BERANI EKSPERIMEN!

practice makes perfect! 
Sama halnya dengan masak. Kemampuan-kemampuan dasar serupa mengingat resep, kemampuan menentukan takaran bumbu, penemuan strategi-strategi nyetok sayuran mingguan tanpa busuk, strategi atur jadwal masak sama jadwal kerja, dan macem-macemnya bisa semakin dikuasai dengan berlatih setiap hari :D

Selain ahli, kita serupa memasukan roh-roh pembiasaan ke dalam diri. Agar keinginan memasak ter-maintain. Karena bagi perempuan yang nggak terbiasa masak sejak dulu, ini SUSAH. jadi harus selalu DIASAH.

Eksperimen yang dimaksud adalah berani memadupadankan bumbu-bumbu. Just think out of the box.
Kalau gagal, nggak usah baper. Itu mah biasa, namanya aja eksperimen. Coba lagi kakaks!
Dapur berantakan dan males beresin? Nanti aja beresinnya, nggak berantakan nggak belajar kakaks!
Butuh konsultan nih?! Alesan. Buka google. Kalau memungkinkan tanya tetangga yang senior di dapur kakaks!

Nah, next article saya mau share bumbu ajaib dan tips stok kulkas seminggu buat pemula.

Rangkaian artikel ini sama sekali have no intention untuk menggurui, lho. Tapi sekedar chit chat bahas solusi buat siapapun yang sedang mengalami kegagapan tak berujung di pojok dapur, haha..

salam pemula, kakaks! :D

Jumat, 23 September 2016

hidup dalam sebuah celoteh

ketika sudah tidak bisa mengalahkan, mungkin saatnya untuk mengalah.
ketika sudah tidak bisa melawan, mungkin sudah saatnya untuk berkawan.
ketika sudah merasa menang, mungkin sudah saatnya untuk tenang dan senang.
ketika sudah semakin jengah, mungkin sudah saatnya untuk menengadah ke langit yang indah.

ah, begitulah.
nyatanya tak ada yang mudah.
nyatanya tak ada yang terlalu susah.

hidup oh hidup, kau memang rangkaian kosmik yang pelik untuk dibahasakan.
lelah saja aku ketika aku memaksa menaklukan apalagi mengalahkanmu

biarlah jejak ini aku buat setenang dan sesenang mungkin.

hidup oh hidup, aku tak akan lagi memakimu.
karena kau bukan lawan yang sepadan.

hidup oh hidup, malam ini dan seterusnya, kunamai kau 'kebebasan'.
hidup oh hidup, apapun wujudmu, kunamai kau 'petualangan'
biarkan aku aku memilih berkawan dan mengalah saja.
aku ingin tenang dan senang menikmati kebebasan petualangan.


Kamar, 23 September 2016






Sabtu, 17 September 2016

Andrea di sebuah sore

"aku lapar"
aku makan dan aku kenyang.

"aku haus"
aku minum dan aku senang.

"aku ketakutan"
aku pulang, dan aku tenang.

**

ah Andrea, hidup bukan hanya tentang itu semua.
kadang kau bisa terjebak dalam sebuah adegan yang kau sendiri pun tidak tahu harus bagaimana.

kau merasa cemas, tapi entah mencemaskan apa.
kau merasa bingung, bukan tentang memilih tapi tentang merasakan apa
kau merasa senang, juga entah karena apa
kau merasa sedih, tapi tidak bisa menangis.
kau merasa hampa.

hampa, seperti yang kau rasakan sekarang, bukan?

Andrea, jalani saja. kau hanya perlu terus berjalan. sampai kau menemukan.



Senin, 12 September 2016

Selamat datang mahasiswa, di sebuah persimpangan kehidupan!

Tulisan ini bisa dikatakan rangkuman jawaban atas pertanyaan yang beberapa kali saya dapatkan dari para mahasiswa, teman, juga kolega: mahasiswa yang baik itu seperti apa?

Didedikasikan untuk siapapun yang sedang duduk di bangku kuliah, bangku yang paling menyenangkan sedunia.

Selayang pandang

konon katanya mahasiswa adalah makhluk defisit dalam rentang 2-5 tahun, bahkan ada yang sampe 7 tahun. Meskipun sekarang negara kita punya kebijakan lain tentang masa studi maksimal di setiap jenjang. Sebetulnya, 'defisit' itu karena sebagian mahasiswa memang tidak menghasilkan apa-apa, aktifitasnya seolah hanya belajar dan meminta uang pada orang tua saat jatah bulanan menipis, laporan harus bayar SPP di tanggal sekian, bayar kosan bagi yang ngekos, dan bayaran bayaran lain di luar dugaan mama papa di kampung. 

Padahal, jika ditilik dari segi usia dan kematangan, mahasiswa seharusnya sudah melakukan 'produksi'. Produksi yang dimaksud semisal menghasilkan ide, menghasilkan uang, dan sudah tidak bergantung pada orang tua untuk urusan ini itu *kecuali restu untuk menikah bagi para jomblo #eh!

Lha, tapi kan mahasiswa tugasnya banyak. Dan kalau kebagi waktu sama kerja, cari uang lewat bisnis, atau apalah apalah gimana donk nanti molor kuliahnya. 

Siapa juga yang nyuruh pontang panting banting tulang pas kuliah? meskipun faktanya banyak tuh yang biayai kuliah sendiri, bahkan sudah berani memutuskan menikah, tanpa minta orang tua, dagang donat, dagang kerupuk, dagang ini itu (yang penting halal), dan lulus cepet dengan nilai sangat memuaskan bahkan Cum Laude! Ini fakta, bukan gurauan, banyaaaaak mahasiswa yang model begini tersebar di kampus-kampus terbaik negeri ini.

Status Mahasiswa 

Sebuah status yang membingungkan. Tidak mudah memang jadi mahasiswa. Disebut sekolah, udah nggak berseragam. disebut nggak sekolah, tetap ada ujian tulisan dan lisan. apalagi disebut dewasa juga belum bisa cari duit sendiri, masih kring kring mama papa.

Kita perjelas aja sendiri. Maha dan siswa, ada kata 'maha' sebelum kata 'siswa'. Kalau boleh saya artikan, mahasiswa itu siswa yang masih butuh diajarin, diarahin, diuji, dan 'disayangi' dengan perlakuan berbeda dengan siswa sekolah. Oleh karena itu, jangan heran kalau 'gurunya' yang sering kita sebut dosen, membutuhkan feedback berbda dengan siswa sekolah.  Level tinggi stimulasi nya, level tinggi juga responnya, perguruan tinggi nama sekolahannya.

Petuah si mantan mahasiswa

Intermezo yaa, saya kalau di kelas, selalu sampaikan ini ke mahasiswa:

"Nilai itu angka. Angka itu tidak selalu mampu menggambarkan kemampuan aktual kita. Kenapa? Karena yang memberi angka itu dosen yang notabene manusia biasa, bisa jadi salah, bisa jadi berlebihan, bisa jadi berkekurangan. Ketika mengejar nilai di level perguruan tinggi, itu nggak banget! "

"Pada akhirnya, yang harus kalian jawab selepas lulus dari perguruan tinggi, bukan pertanyaan: Hei, sarjana, nilai kamu berapa? TETAPI  Hei, sarjana, kamu bisa apa ?!

"Kuliah bukan hanya tentang secepat apa kamu membaca buku teks, atau sepintar apa kamu menjelma jadi makhluk jenius. Tapi tentang bagaimana kamu mulai mengenali hidup, meyakini prinsip yang kamu pilih, memperjuangkan tujuan hidup, bagaimana bijaksana terhadap keterbatasan dan kekurangan, serta bagaimana kamu memperkaya PENGALAMAN BELAJAR"

**
saya nyampein paragraf demi paragraf di atas secara random tergantung momen yaa pemirsa indosiar, nggak merepet ala emak-emak marahin anaknya, bukan juga ala motivator kelas dunia yang meletup-letup di panggung. 

aku mah apa atuh, dosen baru yang terus belajar mengenali kehidupan #eaaaaaa!


Mahasiswa yang BAIK

Sukses bagi si rajin. 
Kenal tulisan di atas? Iya, itu tulisan di footer buku tulis zaman saya SD. hehe..
apakah harus selalu rajin biar bisa disebut mahasiswa yang baik? Jawaban saya sebagai si mantan mahasiswa dan dosen muda adalah TIDAK!

Rajin itu harus sebagai wujud konsistensi, tapiii bukan berarti geraknya jadi statis lho. Mahasiswa yang baik itu harus DINAMIS. Bukan melulu baca buku, kuliah, pulang, kuliah, pulang. Duh, ngebosenin!

Mahasiswa yang katanya agent of change, ayo keluar kampus selepas kelas perkuliahan usai. Bangun keahlian, bangun relasi, bangun jiwa kepimpinan kalian!! Dunia butuh makhluk berkompetensi, bukan hanya memiliki potensi yang 'impoten'. Aktualisasikan diri sebelum dunia merenggut kebebasan kalian. *ngomong ala-ala proklamator!

Kejar lulus cepat, dengan cara yang hebat! 


Jadi.... in my humble opinion, mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang bisa menjawab:
  • Apa tujuan hidup saya?
  • Kenapa saya harus kuliah?
  • Berapa lama saya harus kuliah?
  • Apa yang bisa saya lakukan dalam perkuliahan?
  • Apa yang bisa saya lakukan selama saya tidak kuliah di kelas perkuliahan?
  • Apa yang tidak boleh saya lakukan selama saya kuliah?
  • Apa kekurangan dan kelebihan saya? 
  • Bagaimana cara saya meng-upgrade diri?


Epilog

Hari ini, hari pertama masuk kelas lagi di semester baru. Selalu ada harapan dan doa baru bagi para mahasiswa semester anyar. Berharap mereka yang hari ini masuk ke perguruan tinggi, bisa lulus dan keluar sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk hidup dan menghidupi. 


Ruang Dosen, 13-09-2016









Sajak Hujan di Awal September

Carut marut sepekan yang membuat perempuan ini hampir gila.

**
dia, yang masih meninggalkan genangan kenangan.

pagi ini, lagi lagi secangkir kepahitan masa lalu dan harapan yang menggantung harus kuseruput dalam diam.
sejenak menatap jelaga yang tak ayal menghantam luka yang selalu aku coba sembuhkan.
serupa telaga merah pekat yang tak mengering, dia terus menjelma menjadi sosok yang tetap tinggal di tepi ujung pandangan.
ah, kapan semesta kan merelakan kisah ini mengalir saja tanpa bekas.

**
dia, yang terus menerus menaburkan garam di atas hamparan darah segar yang mengalir karena kebencian akan takdir. Kenapa dia tak jua mengerti dan memohonkan ampun!

dia bersalah, Tuhan.

kuadukan segala perih ini padamu hampir di setiap malam, bukan?

bodohnya aku hanya mampu berteriak dan menggemakan amarah di mimpi, 
ah, betapa sulitnya keluar dari lingkaran memuakkan ini.

**
dia, yang entah apa yang dia lakukan. penuh sia-sia dan memupuk rasa bersalah di pelupuk senja yang aku punya. aku telah dan tengah meminta maaf. tapi benarkah, dia telah memaafkan?
sungguh aku telah terjebak dalam permainan yang tak menyenangkan. 

**
kamu, malaikat gagah yang tetiba datang dalam sepi. tubuhmu hangat menghangatkan. tatapanmu membuat gemuruh jiwa mereda. aku teduh dalam menatapmu. aku merasa sembuh. 

sesekali sakit demi sakit itu terasa lagi. dan kamu datang serupa pahlawan menenangkan dengan sebuah pelukan. 

kau tak membungkam mulutku kala aku hilang kendali berteriak di penjuru lamunan, kamu kokoh berdiri di hadapan sembari tersenyum dan tak bosan membisikkan - kamu akan baik-baik saja bersamaku, perempuanku!

Tuhan, apa lagi ini?! teganya kau hadirkan perempuan sepertiku dalam kehidupan lelaki sebaik  kamu. 

jiwaku memberontak tak tega melihatmu, lelaki. Luka ini takkan pernah sembuh!
dengan penuh yakin kau sampaikan, "kau tak perlu sembuh, karena aku tak pernah melihatmu sakit. kau hanya terluka. dan takkan kubiarkan luka itu bertambah. aku tak akan membuat luka itu terus menganga kesakitan. aku akan membuatmu hilang ingatan tentang masa lalu apapun di kedalaman luka-luka yang kau punya, perempuanku!

Aku bisa apa ketika aku kini serupa perempuan yang sibuk menimbun lubang-lubang luka dengan kebahagiaan yang sejak awal kamu janjikan. 

Ternyata ada kamu yang tidak seperti dia, dia, dan dia yang sesekali datang bersama genangan kenangan yang memilukan. 

Kamu, terima kasih banyak!
Kamu benar, aku akan baik-baik saja, selama kamu ada. Tetaplah di situ, jangan pernah menjelma menjadi mereka yang menyakiti.


- Teras Kenangan, 13 September 2016


Jumat, 09 September 2016

Rindu kamu, dik!

Dik, sedang apa? 

tadi malam kamu datang di mimpi kakak. entah karena sudah terlalu rindu kakak padamu, atau karena kamu sedang memanggil-manggil entah siapa untuk memeluk sepimu di sana. 

dik, tadi malam kamu datang dengan penuh senyum, seakan senang kita bisa kembali bertemu. kita mengobrol di balkon, kamu bilang kamu lapar. lalu kakak buatkan makanan untukmu. kamu bilang kamu lelah menempuh perjalanan jauh. kamu terlihat penurut sekali, langsung membersikan seisi rumah kakak. 

kamu menjelaskan banyak hal. kamu bilang kamu ingin berubah lebih baik. kamu ingin menuruti semua yang kakak minta. senyummu, manis sekali dik. semanis harapan dan doa kakak untukmu. 

di sofa balkon, kakak memarahi kamu seperti biasa. kakak begitu lihai menunjukkan betapa cerewetnya kakak. begitu panik menunjukkan kepedulian kakak padamu. malam tadi kamu tidak marah atau melengos seperti biasanya, kamu malah menunjukkan simpul senyum. kamu terlihat mengamini semua kalimat yang kakak sampaikan. 

Sebangun tidur, ada sesak di dada. Ternyata hanya mimpi. 
Dik, mungkin kita saling merindu. Dan terus berusaha untuk melawan perasaan yang terus tumbuh meronta menuntut temu. Tapi kita telah pandai saling membunuh rindu dengan menenggelamkan jiwa pada dunia kita masing-masing. 

Dik, jaga diri baik-baik, dimanapun kamu berada dan apapun yang kamu lakukan. 
Kakak pun disini akan menjaga diri baik-baik. Dan tak pernah lelah mendoakan kebaikanmu, dik. 

Atas nama cinta yang mungkin tak pernah genap tunai padamu, dik. Kakak sungguh berharap segala kebaikan menyelimuti hidupmu dan akhiratmu, kelak.

- the day, 10-09-2016

Rabu, 07 September 2016

Ketika Jenuh Kerja Melanda, Lakukan 1+7 Hal ini deh!

Dunia kerja memang tidak sepenuhnya menyenangkan, apalagi di tanggal tua. Tapi kita tetap punya tuntutan untuk hidup normal di dunia realita, menghasilkan uang untuk membiayai (gaya) hidup. Uang memang bukan segalanya, tapi masalahnya gak mungkin juga kita menjalani hidup tanpa menghasilkan uang sama sekali. Mau nggak mau, sekalipun jenuh melanda, ya kudu kerja gaessss :/

So, biar nggak terlalu depresi, sebisa mungkin kita harus punya siasat ketika si jenuh datang melanda.

Siasat pertama dan utama, bersyukurlah - karena kita masih punya kerjaan di tengah banyaknya pengangguran di alam semesta, :D Trust me, dengan bersyukur, nikmat kita akan bertambah alias kerjaan semakin numpuk, haha.. *joking!  Live for peace sodara sodaraaaa... 

Di luar siasat utama dan pertama, yang nampak konyol tapi bener lho itu, ada hal-hal yang biasa saya lakukan ketika jenuh melanda,  mungkin bisa dicoba juga buat kamu yang sedang mengalami itu yang namanya j-e-n-u-h-! :)

1. Nonton Film 

pict-source: hercampus.com
Nonton film termasuk list aktifitas yang efektif untuk menghilangkan stress atau jenuh. Nonton tidak selalu harus pergi ke bioskop, bisa juga dilakukan di rumah lewat video streaming atau DVD. Pilihlah film dengan genre favorit. Seperti saya, justru tidak terhibur kalau menonton film komedi. Stres atau jenuh hilang malahan kalau saya tonton film drama, haha.. 

Dengan menonton film, biasanya tanpa sadar kita akan masuk ke alur cerita. Fokus menjadi orang ketiga para pemeran utama. Dan kadang cerita film atau kutipan dialog dalam film seolah bisa membuat kita jadi semangat menjalani hari-hari. 

Nonton film bisa juga makin me-refresh otak kalau nontonnya ditemani cemilan kesukaan dan ditemani dia~dia~dia #uhuk!

2. Belanja

Psychiatric is more expensive than shopping! 
Tagline ini sering dijumpai di outlet perbelanjaan. We get money to live, not live for money. Kita mencari uang untuk membiayai hidup, dan bukan hidup untuk uang, bukan? 

Para penganut mazhab belanja adalah liburan biasanya bisa berkurang jenuh atau stressnya ya dengan berbelanja. 

Awalnya windows shoping (a.k.a liat-liat doank) sampai akhirnya kebayang-bayang item tertentu, belanja juga akhirnya. hehe..

Aktifitas belanja ini sah-sah saja dijadikan pelarian sementara dari jenuhnya pekerjaan, tapi cek juga alokasi dana ya. Jangan sampai ketika belanja stress hilang, sepulang belanja stress kepala jadi pening mikirin tagihan haha..

3. Piknik


Untuk kalangan tertentu, piknik atau travelling ke tempat-tempat yang menyenangkan seperti pantai, gunung, atau destinasi wisata tertentu, efektif sekali untuk menghilangkan jenuh. Sepengalaman saya, meskipun harus pergi piknik ala ala gembel, mengunjungi tempat baru selalu bisa membuat refreshed. 

Tapi aktifitas piknik ke tempat jauh memang nggak bisa dijadikan solusi, karena kita butuh alokasi waktu dan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, bisa dicoba piknik ke tempat-tempat terdekat saja, serupa taman komplek, taman kota, atau wisata alam terdekat.

Sangat dianjurkan untuk sejenak menjauhi gadget ketika piknik. Menyatulah dengan alam, biar kembali waras  ketika mulai lagi berhadapan dengan dunia kerja :)

4. Menulis 

In the journal, I am at ease (Anais Nin)
Quotes dari Anais Nin di atas sama sekali nggak salah untuk orang-orang yang terbiasa dengan pena dan buku untuk menulis diari. Ada sekumpulan manusia yang merasa tenang ketika mencurahkan semua isi kepala dan hatinya ke dalam setbuah tulisan. Zaman sekarang, fungsi pena dan kertas mungkin sudah bisa digantikan oleh aplikasi microsoft word yah. Lebih simple, lebih mudah diakses dibanding harus bawa-bawa buku kemana-mana.

Alternatif lain, kita bisa nulis blog melalui aktifitas blogging. Blogging bisa bikin efek seneng dua kali menurut saya. Pertama, kita senang karena isi kepala sudah tercurahkan. Kedua, kita akan senang karena tulisan kita bisa diakses online kapanpun kita mau *selama ada signal.


Meskipun tidak bisa dipungkiri, menulis di atas buku itu rasanya beda, lebih healing healing gitu, hehe.. Coba deh. Saya sudah membuktikan kalo nulis ini bisa banget ngurangin jenuh kerja.

5. Baca Buku Favorit


Baca buku memang terkesan serius. Ada beberapa yang malah tambah jenuh kalau dengar kata buku, haha..
Tapiiiii jangan salah, saat ini banyak sekali buku-buku yang membuat otak kita seperti bertualang ke sebuah belahan bumi lain. Dan bukankah petualangan selalu bisa menghilangkan jenuh, kawan?

Genre buku yang mungkin bisa dicoba untuk dibaca kala jenuh melanda, di antaranya: novel, buku petualangan, buku detektif, komik,, atau buku tulisan para traveler.

6. Hubungi teman lama

Hasil gambar untuk orang menelepon
pict-source: curahanhati.com
Teman lama ya, bukan teman dekat lama, haha..
Biasanya kita punya sahabat terlupakan ketika SD, SMP, dan SMA,yang hanya kita sapa sesekali via sosmed saja. Nah,coba deh sesekali lakukan kunjungan langsung atau telepon. Tanpa sadar kita akan terbawa ke suatu masa lalu yang  sangat menghibur ketika dibahas. 

Dan perasaan senang itu, bisa banget bikin kita refreshed seseger laptop setelah tombol F5 nya dipencet! haha 

7. Do your hobbies!

Nah, ini penting banget. Jangan sampai pekerjaan membuat kita tenggelam dalam rutinitas yang mengkerdilkan zona 'rasa'. Melulu pekerjaan, melulu lembur, melulu kejar target, bisa bikin kita lupa bahwa 'hidup' kita juga punya hak untuk bahagia. Ceileh..!

Syukur-syukur hobi bisa jadi pekerjaan, lha kalau nggak? So, takes time to do your hobbies!

Hobi nyanyi? pergilah ke karaoke, teriak-teriak ala diva sepuasnya!
Hobi menggambar? Menggambarlah, lukiskan keindahan rasa di atas kanvas!
Hobi bersepeda? Angkat sepeda, kayuh dan nikmati oksigen di luar sana. 
Hobi olahraga? Lakukan sampai keringat puas berlarian di tubuhmu. (meskipun kalau olahraga kayaknya kewajiban setiap umat, haha *ngumpet di lemari! )

Apapun hobi kita, jangan pernah meninggalkannya sepenuhnya. Hobi ini kadang yang membuat kita menjadi 'utuh'.