Senin, 26 September 2016

Harus ya bisa masak?

Zaman sekarang, perempuan sama dapur nggak selalu jadi dua hal yang otomatis terhubung. Beda dengan zaman ketika sarjana perempuan atau wanita karier belum banyak, masih bisa dihitung jari.
Bahkan sudah banyak yang berani sounding, kalau perempuan masa kini nggak wajib bisa masak, yang penting bisa cari duit. O ow!! *wrong way detected :D

Lalu apakah saya sebagai perempuan masa kini setuju? 

Awalnya setuju banget,
sekarang? Absolutely, No!
Saya yang belum tua-tua amat, harus menyerah pada nasihat orang-orang tua, perempuan mau nggak mau harus bisa masak.

Tapiii dengan beberapa catatan ya. Here we go~

Bisa masak, bukan berarti harus masak setiap hari #eh.
Sekarang, tidak bisa dinafikkan banyak perempuan berkarir, bekerja from 8 to 5, perempuan berbisnis, and so many things.
Harus diakui oleh siapapun, kadang perempuan yang berada dalam multi-peran tidak bisa 'selalu' bisa memasak setiap hari. Apalagi kalau si perempuan harus melakukan dinas luar, gimana masaknya?!

Kenapa sih harus bisa masak?

masakan adalah makanan kan? makanan yang akan dikonsumsi keluarga, yang menentukan kondisi kesehatan dan tumbuh kembang keluarga.
kita semua tahu kalau di luar sana, sekarang jaminan atas makanan yang "4 sehat 5 sempurna 6 gaya" itu minim sekali. Boleh jadi, memang higienis, tapi termasuk junkfood- or fast food yang notabene digadang-gadang sebagai pemicu kanker. Hiiyh!
Makan di tenda-tenda, logis banget kan penyebaran kuman itu udah kayak laju mobil balap di film fast and furious.

Tapi bukan berarti terlalu membatasi diri untuk nggak 'jajan' juga, karena kalau secara langsung distop juga nggak baik ke kondisi mental hahaha.. Pelan-pelan saja, like what i am doing now :D
Lama-lama pemikiran itu akan mendarah daging kok.

Selain urusan kesehatan dan tumbuh kembang, masak memasak juga akan menjadi bagian dari aktifitas penghematan. PROVED! alias terbukti ampuh.
Coba deh seminggu penuh makan di rumah alias masak sendiri, itu akan setara dengan 1-2 kali makan di luar :D

Lalu gimana kalau sama sekali nggak bisa masak?

Saya juga yang nulis ini nggak pinter-pinter amat masak. Awal nikah modal kemampuan masak hanya 5 menu: masak air, telor ceplok, telor dadar, masak mie, tumis sayur.

Tapi setelah sering ngalamin suka galau nggak penting karena kangen makanan kampung yang nggak ada di perantauan, gampang baper kalau suami lebih excited makan yang dibeli di warung, gampang sedih kalau suami sakit, juga suka sedih akut kalau dompet gampang terkuras habis akhirnya perlahan mau belajar, perlahan bisa menentukan solusi. 

Solusinya adalah: LATIHAN dan BERANI EKSPERIMEN!

practice makes perfect! 
Sama halnya dengan masak. Kemampuan-kemampuan dasar serupa mengingat resep, kemampuan menentukan takaran bumbu, penemuan strategi-strategi nyetok sayuran mingguan tanpa busuk, strategi atur jadwal masak sama jadwal kerja, dan macem-macemnya bisa semakin dikuasai dengan berlatih setiap hari :D

Selain ahli, kita serupa memasukan roh-roh pembiasaan ke dalam diri. Agar keinginan memasak ter-maintain. Karena bagi perempuan yang nggak terbiasa masak sejak dulu, ini SUSAH. jadi harus selalu DIASAH.

Eksperimen yang dimaksud adalah berani memadupadankan bumbu-bumbu. Just think out of the box.
Kalau gagal, nggak usah baper. Itu mah biasa, namanya aja eksperimen. Coba lagi kakaks!
Dapur berantakan dan males beresin? Nanti aja beresinnya, nggak berantakan nggak belajar kakaks!
Butuh konsultan nih?! Alesan. Buka google. Kalau memungkinkan tanya tetangga yang senior di dapur kakaks!

Nah, next article saya mau share bumbu ajaib dan tips stok kulkas seminggu buat pemula.

Rangkaian artikel ini sama sekali have no intention untuk menggurui, lho. Tapi sekedar chit chat bahas solusi buat siapapun yang sedang mengalami kegagapan tak berujung di pojok dapur, haha..

salam pemula, kakaks! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar