Dik, sedang apa?
tadi malam kamu datang di mimpi kakak. entah karena sudah terlalu rindu kakak padamu, atau karena kamu sedang memanggil-manggil entah siapa untuk memeluk sepimu di sana.
dik, tadi malam kamu datang dengan penuh senyum, seakan senang kita bisa kembali bertemu. kita mengobrol di balkon, kamu bilang kamu lapar. lalu kakak buatkan makanan untukmu. kamu bilang kamu lelah menempuh perjalanan jauh. kamu terlihat penurut sekali, langsung membersikan seisi rumah kakak.
kamu menjelaskan banyak hal. kamu bilang kamu ingin berubah lebih baik. kamu ingin menuruti semua yang kakak minta. senyummu, manis sekali dik. semanis harapan dan doa kakak untukmu.
di sofa balkon, kakak memarahi kamu seperti biasa. kakak begitu lihai menunjukkan betapa cerewetnya kakak. begitu panik menunjukkan kepedulian kakak padamu. malam tadi kamu tidak marah atau melengos seperti biasanya, kamu malah menunjukkan simpul senyum. kamu terlihat mengamini semua kalimat yang kakak sampaikan.
Sebangun tidur, ada sesak di dada. Ternyata hanya mimpi.
Dik, mungkin kita saling merindu. Dan terus berusaha untuk melawan perasaan yang terus tumbuh meronta menuntut temu. Tapi kita telah pandai saling membunuh rindu dengan menenggelamkan jiwa pada dunia kita masing-masing.
Dik, jaga diri baik-baik, dimanapun kamu berada dan apapun yang kamu lakukan.
Kakak pun disini akan menjaga diri baik-baik. Dan tak pernah lelah mendoakan kebaikanmu, dik.
Atas nama cinta yang mungkin tak pernah genap tunai padamu, dik. Kakak sungguh berharap segala kebaikan menyelimuti hidupmu dan akhiratmu, kelak.
- the day, 10-09-2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar