Senin, 12 September 2016

Selamat datang mahasiswa, di sebuah persimpangan kehidupan!

Tulisan ini bisa dikatakan rangkuman jawaban atas pertanyaan yang beberapa kali saya dapatkan dari para mahasiswa, teman, juga kolega: mahasiswa yang baik itu seperti apa?

Didedikasikan untuk siapapun yang sedang duduk di bangku kuliah, bangku yang paling menyenangkan sedunia.

Selayang pandang

konon katanya mahasiswa adalah makhluk defisit dalam rentang 2-5 tahun, bahkan ada yang sampe 7 tahun. Meskipun sekarang negara kita punya kebijakan lain tentang masa studi maksimal di setiap jenjang. Sebetulnya, 'defisit' itu karena sebagian mahasiswa memang tidak menghasilkan apa-apa, aktifitasnya seolah hanya belajar dan meminta uang pada orang tua saat jatah bulanan menipis, laporan harus bayar SPP di tanggal sekian, bayar kosan bagi yang ngekos, dan bayaran bayaran lain di luar dugaan mama papa di kampung. 

Padahal, jika ditilik dari segi usia dan kematangan, mahasiswa seharusnya sudah melakukan 'produksi'. Produksi yang dimaksud semisal menghasilkan ide, menghasilkan uang, dan sudah tidak bergantung pada orang tua untuk urusan ini itu *kecuali restu untuk menikah bagi para jomblo #eh!

Lha, tapi kan mahasiswa tugasnya banyak. Dan kalau kebagi waktu sama kerja, cari uang lewat bisnis, atau apalah apalah gimana donk nanti molor kuliahnya. 

Siapa juga yang nyuruh pontang panting banting tulang pas kuliah? meskipun faktanya banyak tuh yang biayai kuliah sendiri, bahkan sudah berani memutuskan menikah, tanpa minta orang tua, dagang donat, dagang kerupuk, dagang ini itu (yang penting halal), dan lulus cepet dengan nilai sangat memuaskan bahkan Cum Laude! Ini fakta, bukan gurauan, banyaaaaak mahasiswa yang model begini tersebar di kampus-kampus terbaik negeri ini.

Status Mahasiswa 

Sebuah status yang membingungkan. Tidak mudah memang jadi mahasiswa. Disebut sekolah, udah nggak berseragam. disebut nggak sekolah, tetap ada ujian tulisan dan lisan. apalagi disebut dewasa juga belum bisa cari duit sendiri, masih kring kring mama papa.

Kita perjelas aja sendiri. Maha dan siswa, ada kata 'maha' sebelum kata 'siswa'. Kalau boleh saya artikan, mahasiswa itu siswa yang masih butuh diajarin, diarahin, diuji, dan 'disayangi' dengan perlakuan berbeda dengan siswa sekolah. Oleh karena itu, jangan heran kalau 'gurunya' yang sering kita sebut dosen, membutuhkan feedback berbda dengan siswa sekolah.  Level tinggi stimulasi nya, level tinggi juga responnya, perguruan tinggi nama sekolahannya.

Petuah si mantan mahasiswa

Intermezo yaa, saya kalau di kelas, selalu sampaikan ini ke mahasiswa:

"Nilai itu angka. Angka itu tidak selalu mampu menggambarkan kemampuan aktual kita. Kenapa? Karena yang memberi angka itu dosen yang notabene manusia biasa, bisa jadi salah, bisa jadi berlebihan, bisa jadi berkekurangan. Ketika mengejar nilai di level perguruan tinggi, itu nggak banget! "

"Pada akhirnya, yang harus kalian jawab selepas lulus dari perguruan tinggi, bukan pertanyaan: Hei, sarjana, nilai kamu berapa? TETAPI  Hei, sarjana, kamu bisa apa ?!

"Kuliah bukan hanya tentang secepat apa kamu membaca buku teks, atau sepintar apa kamu menjelma jadi makhluk jenius. Tapi tentang bagaimana kamu mulai mengenali hidup, meyakini prinsip yang kamu pilih, memperjuangkan tujuan hidup, bagaimana bijaksana terhadap keterbatasan dan kekurangan, serta bagaimana kamu memperkaya PENGALAMAN BELAJAR"

**
saya nyampein paragraf demi paragraf di atas secara random tergantung momen yaa pemirsa indosiar, nggak merepet ala emak-emak marahin anaknya, bukan juga ala motivator kelas dunia yang meletup-letup di panggung. 

aku mah apa atuh, dosen baru yang terus belajar mengenali kehidupan #eaaaaaa!


Mahasiswa yang BAIK

Sukses bagi si rajin. 
Kenal tulisan di atas? Iya, itu tulisan di footer buku tulis zaman saya SD. hehe..
apakah harus selalu rajin biar bisa disebut mahasiswa yang baik? Jawaban saya sebagai si mantan mahasiswa dan dosen muda adalah TIDAK!

Rajin itu harus sebagai wujud konsistensi, tapiii bukan berarti geraknya jadi statis lho. Mahasiswa yang baik itu harus DINAMIS. Bukan melulu baca buku, kuliah, pulang, kuliah, pulang. Duh, ngebosenin!

Mahasiswa yang katanya agent of change, ayo keluar kampus selepas kelas perkuliahan usai. Bangun keahlian, bangun relasi, bangun jiwa kepimpinan kalian!! Dunia butuh makhluk berkompetensi, bukan hanya memiliki potensi yang 'impoten'. Aktualisasikan diri sebelum dunia merenggut kebebasan kalian. *ngomong ala-ala proklamator!

Kejar lulus cepat, dengan cara yang hebat! 


Jadi.... in my humble opinion, mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang bisa menjawab:
  • Apa tujuan hidup saya?
  • Kenapa saya harus kuliah?
  • Berapa lama saya harus kuliah?
  • Apa yang bisa saya lakukan dalam perkuliahan?
  • Apa yang bisa saya lakukan selama saya tidak kuliah di kelas perkuliahan?
  • Apa yang tidak boleh saya lakukan selama saya kuliah?
  • Apa kekurangan dan kelebihan saya? 
  • Bagaimana cara saya meng-upgrade diri?


Epilog

Hari ini, hari pertama masuk kelas lagi di semester baru. Selalu ada harapan dan doa baru bagi para mahasiswa semester anyar. Berharap mereka yang hari ini masuk ke perguruan tinggi, bisa lulus dan keluar sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk hidup dan menghidupi. 


Ruang Dosen, 13-09-2016









2 komentar:

  1. satu lagi, jadi mahasiswa itu harus membiasakan jujur. kalau ujian jangan nyontek, kalau ga bisa masuk ga usah titip absen, dll. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ih iya bener tuh mas. pendidik harusnya strict banget sama hal kejujuran, buat nempa mental yang positif. Biar abis lulus nggak doyan korup. 8-)

      Hapus