Minggu, 20 Juli 2014

Rute hidup, somehow too mainstream :)

Perjalanan serius dimulai dari status 'mahasiswa'. 

Makin dramatis transisinya kalau kuliahnya dj luar kota alias merangkap jadi anak kos. Cerita balada 'mahasiswa' 
 --> mulai serius pacaran. Meskipun makna 'serius' dalam pacaran itu BLURED. 
 ---> skripsi. Banyak yang galaunya parah ancur-ancuran pas ngerjainnya. Hehe.. pertarungan mental. ---> lulus jadi sarjana. Eh senengnya bentar. Kenapa? 
Soalnya Kudu ----> nyari kerja. Atau kalau masih males kerja bisa juga ---> lanjut S2. Udah lah ya pasti ada alasan personal di tahap setelah lulus sarjana, mw kerja atw lanjut studi. 

Termasuk alasan berikut ini! 
 ---> menikah. Banyak yang terlalu banyak pertimbangan bahkan perfectionis milih pasangan. Akhirnya pending agenda menikah. Banyak juga yang ambil keputusan cepat menikah. Bahkan sebelum lulus kuliah. It's all OK. Banyak yang menikah karena udah malu ditanyain "kapan nikah?" Sama tetangga/teman/sopir angkot #apeuuusih. Ini alasan yg Duh, memprihatinkan. 
Pernikahan terlalu serius untuk dilandasi ini doankkk... come on! 
Percayalah, pernikahan itu fase yang harus diseriusi. Mulai dari memilih pasangan, merancang visi dan misi, pahami ilmunya.
Kenapa??? Simplenya, karena pernikahan bukan untuk sehari dua hari. Dan bukan cerita yang bisa semudah ditulisin di skenario FTB yg seepisode selesai. So please, cari alasan yang lebih valuable ketika memutuskan menikah. Setelah menikah?

----> punya anak. Insyaallah. Apa bisa alasan abal-abal semisal nikah gara-gara udah nggak nyaman ditanya orang-orang membuat kita bisa mendidik anak? 

Orang tua alias kita calon orang tua itu adalah pihak pertama dan utama yang membangun peradaban. Anak-anak kita kelak perlu orang tua yang luas ilmunya, keras kerjanya, dan tak berbatas keikhlasannya. Ah berat ya. Tapi untuk hal istimewa dan luar biasa memang perlu usaha yang nggk biasa. Semoga kita semua termasuk calon-calon orang tua yang mampu menyiapkan diri untuk jadi orang tua terbaik. Sejak saat ini. Amiin 

Jumat, 18 Juli 2014

#LDR - an ? Siapa takut? Saya!!

Cerita tentang LDR yang lumayan ngobrak ngabrik ketenangan jiwa. Banyak pelajaran yang bisa diambil lho. Kyaknya, hehe...

Jadi begini. Tulisan ringan kali ini mau ngomongin tentang kisa saya dengan suami bergenre #LDR alias Long Distance Relationship. Fiuh!

Saya dan suami ketemuan di forum rapat salah satu organisasi jurusan tingkat nasional gitu. Jadi peserta forumnya biasanya universitas lintas provinsi, lintas pulau, lintas jiwa juga, ciyeee.....

Episode pertama, kami temen biasa. Profesional aja gitu ya. But #FYI dia panitia yang jemput saya dan kakak tingkat di Terminal Kota Malang. Tahun 2008 kejadiannya.

Episode kedua, si suami PDKT pas kami sama-sama jadi steering committee untuk acara di Jember. Tahun 2010 kejadiannya. Jadi kemana ajjeee mas selama 2 tahun baru PDKT-an ?? Hehehe...

Episode ketiga, kami jadian via telepon. Tahun 2010 kejadiannya, tepatnya di bulan #Oktober. Kami resmi #LDR-an. Ehm! Pasang status "in a relationship with" gitu di facebook. Masa masa alay gitu deh ya. Hihi..
*banyak fans kecewa kala itu hahahaha..

Episode keempat, putus via telepon di bulan Desember 2010. It means kami jadian dan kami putus via telepon tok! Cuman 3 bln dah itu status "in a relationship with" dipajang. #FYI waktu itu saya minta putus gara-gara dia nggk telepon saya seharian di hari saya akan seminar proposal skripsi. Niat bercanda minta putus untuk gretak sambel doank, eh dianya malah setuju putus. Jlebbbb nya emejiiiinggg gan/sist! Wkwkwk
*fans yang kecewa ngetawain kyaknya. Duh. Pedih.

Episode kelima, kami berteman. Meski masih ada perasaan #ngarep #malesbalikan #salingmodus. Di tahun 2011 dia ke Bandung menghadiri acara LPJ-an saya. Profesional reason ceritanya. Dan di tahun yang sama saya ke Malang (lagi) untuk liburan ke Bromo juga wktu itu. Yaa... banyak modus lah. Hehe.. episode ini seru. Kami akhirnya larut dalam pertemanan yang juga sebagian besar dijalani #LDR. Dia partner diskusi dan becanda yang super duper seru. Nyambung lah ya kalo kata orang-orang mah. Hihiiww..
Di episode ini juga ada pengakuan kalau dia nggk punya pacar setelah putus di bulan desember lalu. Wow!!! Katanya sih gara-gara nggk minat pacaran. Tapi sampai sekarang masih agak nggk percaya jg hahahhaha... sorry honey :*
Kalau saya? Ya menyeleksi beberapa lah dan gagal. Haha...
Intinya temenan lah gitu. Best friend hehe..

Episode keenam, dia sms saya kalau dia udah kerja dan ganti nomor. Ya sms-an chitchat gitu deh. Si saya lagi galau putus cinta. Dia datang di waktu yang tepat gitu deh. Wkwk...
Lucunya. #Oktober dia bilang mau serius sama saya. Nggk mau pacaran nggl jelas. agak trauma sih karena harus #LDR an lagi. Riau - Bandung. Beda pulau. Hmfhh... akhirnya memutuskan untuk "istikharah" lah. Nyebelinnya dia tdk melakukan hal yang sama. Shalat sunah yang diamalkan di Riau sana malahan shalat hajat. "Udah yakin" katanya. Ah, tersanjung 8 lah rasanya. Wkwkwk.

Tapi saya tetap harus istikharah, karena laki-laki jangan dulu dipercaya kalo belom akad nikah. Entah beneran religius atau kapok digombalin. Haha..
Alhamdulillah, hati rasanya yakin dan mantap. Akhirnya saya said Yes! LDR-an lagi mameeeeeeeeen. Argh!

Episode keenam ini cukup unik. Januari dia ke bandung. Kami menghadiri pernikahan teman. Di acara itu orang tuanya juga hadir. Dan menanyakan keseriusan saya. Aneh ya? Kok perempuan yang ditanya serius apa nggk, haha...but no problem. Intinya, saya yang masih semester 2 untuk studi S2 cukup shock. Nggk kepikiran nikah sebelum lulus mammmmm. Tapi etapiii No reason to ignore the good will of the question.
And then, #LDR an lagi.

Agustus 2013 pas lebaran dia dan keluarga datang melamar. Jarang ketemu, tiba-tiba lamaran. Dan setelah itu? #LDR an lagi.

Pertemuan selanjutnya: kami menikah di bulan Januari 2014.

Alhamdulillah episode keenam ini ditutup dengan pernikahan. Unbelievable. But awesome feelings!!!

Selamat datang episode ketujuh.

Episode ketujuh, saya yang masih harus menyelesaikan Tesis harus kembali ke Kota Kembang 2 minggu setelah pernikahan. Episode dengan #LDR paling bikin jlebbbb! Rasanya beda. Kangennya pooollll. Pedihnya aduh. Lebay ya? Hehe...

Pelajaran pertama: jangan #LDRan kalau nggk kuat. Haha..

Ya.. gitu deh. Segitu dulu ya.
To be continue....... :)

Salam #LDR.



Menengok Mimpi

Tentang mimpi yang masih belum tunai aku sampaikan, "aku akan tetap dengan harapan dan keyakinan bisa memelukmu kelak. Ketika Tuhan mengizinkan"

Seperti kamu, aku pun punya list mimpi. Berderet panjang mengisi lembaran-lembaran yang menanti "checked-list".
Ya, meskipun tidak bisa dipungkiri telah banyak mimpi yang sudah berhasil ditunaikan.

Hm.. mungkin list mimpi itu yang akan membuat kehidupan kita selalu hidup.

Mimpi.

Aku sudah tidak asing lagi dengan kata-kata itu. Sudah akrab bahkan sudah sering berdialog tentang dinamika perjalanan menujunya.
Gagal? Cukup sering. Berhasil meraihnya? Alhamdulillah beberapa.
Aku termasuk yang meyakini, tidak ada yang tidak bisa dilakukan dan ditaklukan. Asalkan kita mau mengupayakannya secara maksimal!
Meskipun nyatanya keyakinan itu "blured", kalah oleh hal-hal lain yang kurang penting. Tak apa kalo itu terjadi sesekali mungkin?

Hmmm..
Tulisan ini penting nggk penting, hehe..
Sudah lama tidak menulis. Hanya ingin merasakan lagi nafas "pemimpi" yang sudah cukup lama tertidur pulas tanpa mengindahkan langit mimpinya.

Jari jemari kembali kaku. Pikiran terasa kaget. Enggan menoleh masa lalu yang nyatanya lebih hidup, karena punya harta karun yang sempat terabaikan bernana "mimpi"

Semangat kembali ketika suamiku berkata, "never too late to follow your dream."
Yes honey, i'll find a bigger dreams ever!

Insyaallah.

Uly.