Minggu, 31 Juli 2016

Moment to Remember: Dua Puluh Tiga Juli

Siapapun yang muslim, pasti sependapat bahwa pesta ulang tahun bukan bagian dari ajaran islam. meniup lilin, potong kue, nyanyi-nyanyi, dan serangkaian lain yang kita semua tahu. sering kita sebut pesta ulang tahun. 
kenapa harus pesta, ketika jatah hidup semakin berkurang dan semakin dekat dengan kematian.
begitu kata mereka yang intoleran, pernah dengar kan?


**
saya beragama Islam. dan saya tahu pasti tentang itu. tapi maaf, saya suka pesta ulang tahun. 
anggap saja ini adalah perayaan karena telah berhasil melewati satu tahun dengan ups and downs nya. dan percayalah, siapapun tidak ada yang sepenuhnya mudah melewati satu tahun kehidupan.

**
23 Juli is my day. sebut saja ini jejak ingatan yang akan dengan mudah mengukir senyum kala menyambanginya :)

**
23 Juli tahun lalu

hm.. cukup sederhana harapan saya di setiap 23 juli. ada seseorang yang mengucapkan "Happy Birthday" di jam 12 malam. harapan yang terbentuk karena selalu begitu adanya setiap tahun. setidaknya, mama melakukan itu setiap tahunnya hehe.. 

**

tahun lalu, 23 Juli saya lewatkan di Bali bersama suami saya. ia mengucapkan "Happy Birthday" dilengkapi dengan doa-doa mulianya, yang sudah saya lupa persis doanya apa. Melewati hari kelahiran di pantai, dan ini so memorable, such a sweet treasure.
Pandawa, 23 Juli 2015

Sunshine is above our head, but our love is above its ^^

GWK Bali, 23 Juli 2015 ready to watch Bali Dance Performance.

Setahun lalu, tak kusiapkan sedikitpun lupa untuk kenangan. sebuah pesta, sebuah mimpi yang terwujud. 

**

23 Juli ke-28

tidak lagi ada pantai dan hamparan alam yang indah. kali ini tidak ada kue tart. kali ini tidak ada ucapan di jam 12 malam. ucapan melalui telepon dan media sosial lain berdatangan. 

suamiku hanya mengucap datar di pagi hari, "Happy birthday, sayang" sembari mencium kening ketika aku sibuk mencuci piring dan memasak di pagi hari dua puluh tiga juli. Ah, terlalu datar, terlalu biasa batinku. 

seharian terasa biasa, sepulang bekerja, suamiku menyampaikan niatnya untuk mengajak kami makan malam di luar untuk merayakan ulang tahun. dan itupun masih terasa biasa. 

yang terpikir adalah tidak ada ucapan di jam 12 dan tidak ada kue tart lagi. menyebalkan, batinku memuak.

kami bertiga, karena ada adikku di rumah di 23 juli kali ini, makan di sebuah tempat makan sekitar rumah. sepanjang makan aku memikirkan, mana kue tartnya?!

self talk di kepala rasanya terus meracau: "kekanak-kanakan banget saya, masa udah 28 tahun masih ngarep kue tart, duh apaan sih ulang tahun selalu ingin surprise, uly!" 

hahahhahaa.. 
begitulah. saya pun merasa aneh dengan diri sendiri. sampai pada akhirnya, puncak kekanak-kanakan saya muncul. "Pii (yappi sebutan saya untuk suami), beliin yammi kue tart donk, sepotong aja" dan dia jawab, "sudah makan dulu. berpikir positif saja, pasti nanti tiba-tiba ada kue tart"

tanggapan yang nggak nyambung dan totally bernada PHP  alias pemberi harapan palsu.. sampai kami berpindah tempat ke sebuah warung kopi, tak muncul juga kue tart dan surprise apa-apa. Huft.

sampai pada akhirnya saya menyerah, sudahlah, mungkin sudah bukan usianya untuk mengharapkan 'pesta'.

sesampainya di rumah, saya masuk membuka pintu yang masih dikunci, lalu meminta suami dan adik saya langsung memasukkan motor. karena sudah malam, dan rasanya tidak mungkin keluar menggunakan motor lagi. Tapiiiiiiii anehnya, dua duanya malah diam membisu. dan saya bingung. 

ternyata ini jawabannya:

sumringah karena saya perempuan yg juga suka bunga, coklat, dan kepastian, haha..

i got a sweet gift!

cupcake, flower, candle, and its perfect!


officially 28 yo!

and this is my birthday party :D

ah, terima kasih untuk satu per satu janji yang kau tepati, sayang!

**





2 komentar: