....Because flowers doesn’t blossom at the same time.
Sebuah kalimat yang saya temukan
di akun instagram @whosaysyoucantdo
Kalimat sederhana yang berarti
penting dalam kehidupan. Membandingkan seakan menjadi aktifitas otomatis kita
lakukan dalam keseharian.
Si anu sudah punya A, kok aku
gini gini aja?
Dia sudah ke sana, aku mah
disini sini aja.
Aku donk meskipun bla bla bla,
tapi sudah bla bla bla..
Ih dia kok gitu-gitu aja, aku
malah udah bla bla bla.
Ya, bisa jadi penyakit
“membandingkan” tumbuh berkembang dengan baik di dalam diri kita karena terlalu
sering kita melakukan & membolehkannya.
Padahal, diam-diam kebiasaan
membandingkan akan menggerogoti stok syukur atau menimbun stok sombong.
Ketika kita berhasil menang dalam
kompetisi perbandingan yang kita buat sendiri panggungnya, kita akan merasa
lebih dari orang lain kan? Di sisi lain, ketika kita merasa
gagal memenangkan kompetisi dalam perbandingan yang jelas-jelas kita buat
sendiri panggungnya, kita akan merasa rendah dan tak berharga.
Tidak ada kebaikan dalam proses
membanding-bandingan pencapaian hidup.
Ya, pencapaian hidup yang ku
maksud di sini. Beda cerita kalau kita membandingkan manfaat dan mudharat dalam
proses pengambilan keputusan ya, itu mah wajib bin harus.
AKU BEGINI KARENA DARI NENEK MOYANG
SUDAH BEGINI
Ya, kadang hal terberat untuk
mengubah kebiasaan buruk adalah mengalahkan diri sendiri. Diri sendiri yang
punya satu kebiasaan lain: menyalahkan (blaming).
Padahal sebagai manusia yang
dikaruniai akal, tentu kita punya kapasitas untuk mengubah diri dan tidak
sepenuhnya diwarnai oleh lingkungan, bukan?
Berat memang, tapi kalau kita
tidak mengubah diri sekarang, jangan heran kalau tidak akan pernah berkurang
manusia-manusia yang sakit hati karena dibanding-bandingkan, tapi di saat
bersamaan tidak berkurang juga manusia-manusia yang terus menerus menciptakan
perbandingan demi perbandingan dalam kepalanya sendiri.
Apalagi di era sosial media.
Drama sawang sinawang bukan lagi ketika lebaran atau anjang sana. Tapi bisa
terjadi setiap detik.
your life has no kilograms, buddy :) |
Bahagia itu tidak sederhana
ketika teori perbandingan itu masih ada di kepala kita.
Tapi bahagia menjadi sangat mudah
dan begitu sederhana, ketika syukur sudah ada di dada dan panggung teori
perbandingan itu sudah berhasil kita runtuhkan.
Ingat kalimat pertama dalam
tulisan ini, karena tidak semua bunga mekar di saat yang sama.
Terus saja berikhtiar, dan lupakan teori perbandingan, sampai waktu mekarmu
tiba.
Bisa jadi, bunga yang berhasil kau tumbuhkan adalah bunga yang selama ini
kau impi-impikan. Bersemangat sajalah. Tuhan tak hanya ingin mendengar doa-doa
kita tapi juga gairah dalam menjalani ikhtiar J
Oiya ngomongin milenial, ternyata ada loh beberapa masalah keuangan yang kerap menghantui generasi tersebut. Apa aja itu? Cek selengkapnya di sini ya: Hati-hati, masalah keuangan ini hantui generasi milenial
BalasHapusMenarik, coba di lihat juga artikel ini https://www.cekaja.com/info/kemudahan-pengajuan-kartu-kredit-bni-dijamin-anti-ribet
BalasHapus