Hello Zanith,
Terima kasih banget udah mau berbagi lewat blog Teh Uly. Such an honor.
Aka dan Ara adalah buah hati yang
pasti sangat Zanith & suami sayangi. Dua anak yang sangat berharga dan
memotivasi hidup kalian. Tidak semua orang tua diberikan amanah sekaligus
hadiah berupa keturunan, tapi Zanith sudah memperoleh dua anak.
Tentang Aka, buah hati yang
spesial. Tidak semua ibu bisa menerima ketetapan memiliki anak down syndrome.
Dan Zanith terlihat hebat ketika berani mempublikasikan bahkan menguatkan
ibu-ibu lain yang juga memiliki putra/i down syndrome.
⏩Bagaimana awalnya respon Zanith
ketika mengetahui bahwa Aka mengalami Down Syndrome. Dan Apa yang Zanith
lakukan pertama kali waktu itu?
Sebelumnya
terimakasih teh uli, zanith diberi kesempatan untuk berbagi tentang Aka.
Sebelumnya boleh cerita ttng down syndrome kah?
Cek link ini untuk penjelasan tentang Apa itu Down Syndrome
Respon saya saat
baru mengetahui Aka DS adalah menangis. Bisa dibayangkan saat itu saya tidak
mengerti dan mengetahui tentang DS dan diamanahi anak DS. Saya dan suami
mengalami penolakan besar dan tidak percaya pernyataan dokter. Kami mencari
second opinion yg berharap pernyataan dokter pertama itu salah. Keesokan
harinya, kami menemui dokter kedua dan ketiga. Hasilnya sama 3 dokter
menyatakan Aka DS. Segala macam rasa bercampur, sedih, takut, khawatir.
Saat itu, Saya dan
suami bersepakat tidak akan memberi tahu keluarga seorangpun. Saya menutup diri
dan ketakutan. Menangis setiap menatap wajah lemas Aka saat itu. Kami bertahan
agar kami saja yang mengetahui Aka DS.
Kami beranggapan kalau keluarga mengetahui maka pastilah keluarga sedih dan
kecewa. Ini hanya bertahan sekitar 2 bulanan. Dan hingga saatnya kami siap
menceritakan kondisi Aka.
Diluar bayangan kami, keluarga semuanya menerima
mensupport saya dan suami. Alhamdulillah. Setelah Aka
terdeteksi DS beberapa rangkaian cek kesehatan dijalani. Kami berikhtiar ada
jalan terbaik untuk Aka.
Aka mengalami
kelainan jantung bawaan yaitu jantung Atrial Septal Defect (ASD) 4mm.
Pemeriksan rutin yg dilakukan oleh dokter anak subspesialis jantung anak kami
jalani, cek setiap bulan sampai usia Aka 7 bulan.
Pemantauan perkembangan Aka
terus kami perhatikan, konsultasi dengan dokter sudah biasa rutin setiap bulan.
Alhamdulillah saat usia Aka 7 bulan dokter menyatakan sudah menutup sendirinya.
Ini keajaiban Allah, penguasa yg mengabulkan doa kami. Kalau tidak menutup Aka
harus melakukan tindakan operasi dan biayanya hampir 50 jtan saat itu, belum
dengan perawatan pasca operasi.
Aka juga
mengalami kelainan tiroid yaitu kekurangan hormon tiroid (hipotiroid) dan tidak
bs menghasilkan hormon tiroid dalam tubuhnya karena tidak ada kelenjar tiroid.
Hormon tiroid adalah penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme
dalam tubuh. Hormon penting ini dimiliki semua orang, tetapi Aka tidak
memilikinya bahkan tidak bisa memproduksinya sama sekali.
Saya dan suami
konsultasi rutin setiap bulan pada Dokter Endokrin Anak dan Cek tiroid
dilakukan setiap bulan. Aka diambil sampel darah untuk diukur kadar hormon
dalam tubuh.
Setiap kali di
suntik Aka selalu menangis, menjerit-jerit, rasa tidak tega seorang ibu melihat
anaknya kesakitan. Ibu mana yang mau melihat anaknya kesakitan. Aka harus
mengkonsumsi penganti hormon setiap hari (tiroksin), dan dosisnya harus
disesuaikan dengan pertumbuhan Aka. Berjalan satu tahun, dokter menyatakan
kadar hormon Aka membagus, hormonnya semakin normal, cek darah kini bisa
dilakukan 3 bulan sekali, Alhamdulillah.
Berjalannya
waktu 5 bulan sekali, 6 bulan sekali, sekarang 1 tahun sekali. Alhamdulillah.
Dan Aka sampai
hari ini masih minum obat setiap pagi hari.
Kami juga
berkonsultasi pada Dokter Tumbuh Kembang Anak. Perkembangan Aka harus terus
dibantu dalam setiap perjalannya, supaya pencapaian tugas-tugas perkembangannya
tidak terlalu terhambat. Semenjak Aka usia 3 bulan, Aka melakukan fisioterapi
atau terapi fisik. Ini membantu Aka untuk belajar tengkurap,m meraih benda,
mengangkat badan, duduk, merangkak, berguling, berjalan dan banyak lagi.
Fokusnya pada kemampuan motorik Aka baik motorik halus dan kasar.
"Untuk anak yang tidak mengalami DS bisa bisa melakukannya sendiri meski tanpa belajar atau belajar sendiri, tapi bagi anak DS harus diajarkan, dikenalkan, dan dilatih."
Selanjutnya, Aka
juga Aka melakukan terapi wicara ini adalah persiapan kemampuan bicara Aka.
Anak DS akan mengalami kesulitan pada kemampuan perkembangan bahasa hal ini
karena kemampuan bahasa adalah hal yang rumit. Melibatkan kemampuan otot-otot
sekitar mulut dan kemampuan kognitif jg mempengaruhi kemampuan bahasa.
Konsultasi rutin setiap 6bulan oleh dokter memantau perkembangan dan
pertumbuhan Aka.
Setelah
mengetahui Aka DS, membuat saya semakin mencoba berikhtiar untuk mendampingi
Aka dengan caranya.
Berkat kehadiran Aka saya bisa menyelesaikan kuliah saya,
yg sebelumnya mandeg di tengah jalan. Kehadiran Aka menginspirasi dan
memotivasi untuk mengambil topik penelitian tentang Kemandirian Anak Down
Syndrome. Harapannya selain bermanfaat untuk orang lain, penelitian saya bisa
sangat bermanfaat untuk Aka juga. Amin Ya Allah.
⏩Bagaimana cara
berkomunikasi dengan suami sebagai partner mengasuh Aka tentunya.
Kesepakatan-kesepakatan apa saja yang Zanith dan suami buat?
Sampai saat ini,
Zanith beraktifitas sebagai IRT penuh waktu sehingga setiap hari bersama Aka,
sedangkan Suami harus bekerja dan hanya sempat sore atau malam bersama Aka.
Kalau Suami sedang keluar kota beberapa hari maka saya yg mendampingi Aka penuh
waktu sampai malam menjelang tidur.
Cara komunikasi
kami lakukan secara terbuka, selalu mengkoreksi antara saya dan suami. Berbagi
peran untuk melatih dan mengajarkan sesuatu untuk Aka.
Saya mengajarkan
beberapa hal di antaranya: motorik kasar, motorik halus, bahasa, agama, musik,
olahraga, dan kemandirian.
Suami
menyempurnakan beberapa bidang diatas dan melatih Aka keberanian, percaya diri
dan kekuatan fisik.
⏩Apakah pernah melewati fase
mendapat tekanan sosial atau tekanan dari orang sekitar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar