Hujan. Ia kembali memecah sunyi
menjadi sepi yang lebih hening. Kembali mengingatkan ribuan kalimat yang pernah
ditulis tentang kehidupan; untaian kenangan yang tak usang untuk diceritakan;
rangkaian kata-kata cinta yang membahagiakan, mengharukan, menguatkan, bahkan
menjatuhkan.
Tertegun begitu khusyu membaca,
bukan sekedar membaca.
Hujan, setia menyaksikan banyak
teriakan yang tidak sempat didengar siapapun. Setia mendampingi jiwa yang
tersandar lemah memejam luka yang tidak sempat diketahui siapa-siapa. Setia
menerjemahkan rasa yang tak sempat dipandangi siapa-siapa.
Aku tengah bersama hujan,ingin selalu dengan hujan, selamanya.
- pematang rindu, 26 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar