Senin, 19 November 2012

Dinda

Dinda, moga senantiasa kebahagiaan dan keindahan tumbuh di tiap kita melangkah dinda.
Sampai tutup usia, dinda adalah seadanya.
Dinda dinda..
bahkan sampai kau benar-benar tua dan kulit-kulitmu dilipat usia, kau tetap perempuan teraduhai di aku dinda
jika kau suatu saat terjatuh, jatuhlah di atas tubuhku dinda, biar kulitmu tak luka atau biar sakit tak kau rasa. 
Dinda
katakan sesuatu apa saja terhadapku, lalu rasakan, betapa tubuhku senantiasa bergertar dinda.
karena keyakinan terhadapmu dinda

Jari jemari, gemulaimu, jari jemari lihaimu, kursakan lembut menyentuh yang kemudian kugenggam dan betapa tak ingin kulepaskan, sekarang, lusa, atau entah di kapan pun itu tak ingin kulepaskan.
betapa lalu aku ingin membiarkan diriku terhisap matamu, berkelana di dalam dirimu, menelusuri lembah-lembah hidupmu
denganmu...
Hanya kita. kita yang saling memandang
saling tersenyum, sesekali aku tersipu, dalam genggam yang tak pernah lepas.
dan tiap bila melihatmu tersipu, aku selalu ingin segera bisa mencuri tubuhmu ke dalam pelukanku,
kemudian menanam kecup di keningmu,
di pundakmu atau di kelopak matamu.


@uly_napitu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar