Seperti langit yang tak
enggan menumpahkan ribuan jarum beningnya ke bumi. Serupa aku yang tak pernah
enggan menjejali angin dengan tangis dan tawa di hari-hari. Ketika benar-benar
ingin, atau pun tidak.
Di setiap celah berupaya
mencari-cari ujung sinar. Yang kerlap kerlipnya tak henti menarik batin
terkagum-kagum dalam tatapnya. Meski hening, tanpa kata dan nada.
Tapi celah tinggal celah,
ia hanya menyajikan lelah dan sedikit gundah. Aku kembali dan memunggungi
cahaya. Berjalan menunduk menikmati bau basah tanah. Sesekali menatap pepohonan
yang tak jua mampu menghapus kecewa.
Aku pulang, aku kembali. Entah
karena ingin, atau pun tidak.
(Rumah mungil pinjaman,
30 November 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar