**
Kenalan sama cinta Alun-Alun Kota Apel
Saya pertamakali menapaki Kota
Malang pada Tahun 2008. Rangkaian Rapat Kerja Nasional IMABKIN. Berangkat
menggunakan bus Pahala Kencana bersama tiga delegasi lain. Berangkat dibayarin
kampus, sama persis seperti pertamakali ke Bali, hehe.. saya dan rombongan berangkat menggunakan bus Pahala Kencana rute Bandung-Malang dan dijemput panitia di Terminal Arjasari Malang.
foto bareng Rizki - panitia yang jemput rombongan (2008) |
Kunjungan yang biasa saja. Tidak
ada sentuhan rasa apa-apa. Karena waktu itu, datang memang untuk menunaikan
tugas kenegeraan (((kenegaraan))), apppaasiiihh...!
rombongan UPI bareng panitia Rakernas di UM (ada dua pasang yang akhirnya berjodoh di foto ini, lho :D ) |
(2008) bareng musisi jalanan di Pasar Minggu deket Museum Brawijaya :D |
pertama kali kenalan sama tugu Alun-Alun Malang bareng temen dari UNJ dan Untad Sulawesi(2008) |
**
Sudah kenal, bertamu kembali
Kali kedua, dateng ke Malang lagi
pada tahun 2011. Kunjungan kali itu bukan dalam rangka rapat-rapat lagi, tapi murni untuk ngebolang. Hiiiiihaaa...! Kali itu saya ditemani Pia (red. Pionk- salah satu temen segeng (baca: Keyeup is My Gank )
Saya dan Pionk mengusung konsep backpacker
ala ala. Maklum no money, tapi ingin main haha #jiwamuda! Kami berangkat
sehari setelah rangkaian acara Musyawarah IMABKIN Wilayah II yang digelar di kampus
saya sendiri - Bandung. Kali itu kami berangkat bareng Rizki, salah satu
delegasi dari Universitas Negeri Malang, menggunakan kereta ekonomi Kahuripan
dengan rute Bandung – Kediri.
Rizki yang berangkat dari rumah
salah satu eyangnya di Riung Bandung, menunggu kami di Stasiun Kiara Condong.
Karena jarak tempuh Riung Bandung ke stasiun lebih dekat, jadi mau nggak mau
dia yang membelikan tiket untuk kami. Hihi..
Kalau tidak salah harga tiket
Kahuripan Bandung-Kediri waktu itu masih Rp.50.000. Murah sekali. Sekarang
harga tersebut udah nggak berlaku lagi. Karena semua kereta ekonomi sudah
dibenahi fasilitasnya. Tiket dengan rute serupa sekarang sudah jadi Rp. 100.000.
**
Sesampainya di Kiara Condong,
Rizki sudah menunggu kami lengkap dengan ransel dan topi. Dia dengan apik
mengawal dua mojang bandung yang agak kumal waktu itu karena keringetan. Kami
berkeringat parah karena berkejaran dengan waktu, nyaris telat.
Waktu itu, penumpang kereta
ekonomi bebas menentukan tempat duduk, tidak bernomor khusus seperti sekarang.
Jadi siapa cepat dia dapat. Dan bisa jadi kita hanya duduk di koridor kereta.
Bertumpuk dengan kardus dan barang bawaan.
Untuk saya dan pionk, kali itu
adalah pengalaman pertama naik kereta ekonomi. Kami cukup shock. Karena
benar-benar padet. Kita bisa saja duduk dan tertidur di paha orang. Anak-anak
terancam terjepit. Mirisnya lagi, pedagang asongan masih pantang menyerah untuk
menerobos koridor yang sudah penuh oleh penumpang.
[intermezo] Saat melihat
penampakan sesesak dan sepadat itu, dua bolang ini langsung sepakat: pulangnya
kita pake Malabar aja yuk? Haha #GagalTangguh!
Syukurnya kami tidak perlu duduk
di koridor atau berdiri sesak. Karena pemberangkatan pertama adalah dari
stasiun tempat kami naik. Pionk duduk di window seat alias samping jendela,
saya di sebelahnya, dan Rizki di sebelah saya.
Saya dan rizki yang waktu itu dalam
posisi CLBK – Cinta Lama Belom Kelar, tapi nggak niat ngelarin, agak gimana
gitu ya duduk sebelahan. Tapi gimana
lagi, kita nggak punya pilihan selain menikmati perjalanan *pionk mendadak
hilang, dunia serasa milik berdua, yang lain NGEKOS! haha..
Sepanjang perjalanan kami
berusaha menikmati pemandangan berupa hamparan sawah hijau yang luas. Sesekali
pemandangan berubah jadi hutan, perkebunan, jalan raya, sampai perkampungan.
Naik kereta selalu asik [kecuali malem-malem, gelap semua!]
**
Sesampainya di stasiun Kediri,
kami transit di warung makan. Setelah santap makan, Rizki memutuskan mandi (saya
dan pionk nggak kepikiran mandi, ribet dan males, :D ). Lalu lanjut perjalanan ke
Malang dengan Kereta Penataran. Lima tahun lalu
tiket masih seharga Rp. 5.000. sekarang harganya menjadi Rp. 15.000. Kereta
dengan rute ini memiliki jadwal pemberangkatan 4 kali dalam sehari.
Jarak tempuh Kediri – Malang
sekitar 1 jam. Kereta tidak terlalu padat. Jadi kami bebas selonjoran. Rizki
memilih tidur di satu seat penuh. Dia udah kenyang melek, giliran dia tidur dan
kita yang melek.
**
saya & Pionk, kumal tapi bahagia :D |
Sesampainya di Malang, kami
dijemput oleh Mas Dani (senior di IMABKIN dan kakak tingkat Rizki di UM). Mas
Dani yang baik hati sudah mencarikan kami tempat menginap. Kami langsung
diantar ke kosan Mbak Weni (teman sekelas Mas Dani) di daerah sekitaran kampus
UM. Sesampainya di kosan Mbak Weni, ia pamit untuk pulang dan menyuruh kami
beristirahat. Rizki pun kembali ke kosannya, setelah sebelumnya janjian untuk
ketemuan sore harinya #uhuk!
Mbak Weni sudah menyiapkan satu
kamar kosong, dua bed yang sudah rapi, satu meja yang diatasnya penuh oleh
makanan ringan, dan kamarnya wangiiiii. Kami diminta istirahat. Tapi tidak lama,
Mbak Weni mengetuk pintu, mengantarkan jus jambu dan makanan kiriman Mas Dani.
Entah apa kebaikan yang pernah
kami buat, hingga mendapat kebaikan bertubi-tubi: pengawalan di kereta ekonomi,
kamar gratis, jemputan gratis, makanan gratis pula *HATRICK!
**
Sebenernya tujuan utama kami
adalah Bromo, tapi sebelum ke sana kami memutuskan jajal Malang dulu. Selama di
Malang kami mengunjungi alun-alun Kota Malang dan sekitarnya. Lalu lanjut ke
Jatim Park di daerah Kota Batu.
Sayangnya kami tidak sempat
eksplor kulinernya. Dan juga belum sempat mengunjungi kebun kebun apel di Batu.
hiks! Next time kali ya, Aamin..!
Alun-Alun Malang (lagi)
Lima tahun lalu tentu berbeda
dengan kondisinya sekarang. Tapi suasana menyenangkan ketika: melihat merpati
beterbangan, ngasih merpati makan, foto-foto di rerumputan, sejuk memandangi
air mancur, minum es kelapa muda di bawah beringin tua, menikmati cangkir demi
cangkir persahabatan bersama manisnya es potong, rasanya masih sama:
membahagiakan.
persahabatan bagai kepompong |
es potong rasa cinta |
pionk lagi ngasih makan merpati alun-alun, *pencitraan! haha |
Alun-alun Malang waktu itu ramai
tapi tidak terlalu padat. Kami bebas berfoto. Selfie belum terlalu booming
waktu itu, tapi kami sudah narsis jepret sana sini. Beruntungnya lagi, Mbak
Weni si malaikat kenalan baru kami suka fotografi. Dan dia memboyong Kamera
DSLRnya. Jadi model buluk dadakan deh akhirnya, haha..
fotografer: Oke, Kamera: Oke, Model: apalah apalah! haha |
Jatim Park
Untuk menuju Jatim Park, kita
bisa menggunakan mobil atau motor. Untuk kendaraan umum bisa ditempuh dengan
menggunakan angkutan AL Arjosari – Landungsari menuju Terminal Landung Sari,
Batu. Setelah itu baru deh pake angkot BJL (Batu – Junrejo – Landungsari)
menuju Jatim Park. Waktu tempuh yang dibutuhkan dari pusat Kota Malang ke Kota Batu sekitar satu
jam.
Jatim Park di Malang terbagi dua:
Jatim Park 1 adalah kawasan wisata taman edukasi dan wahana-wahana semodel di
Dufan. Sedangkan Jatim Park 2 Secret Zoo
yaitu serupa komplek kebun binatang dan museum satwa. Jatim Park 2 juga
bertemakan wisata edukasi. Selain Jatim Park ada juga BNS (Batu Night Square),
katanya sih asik. Cocok banget kalau mau ke tiga destinasi ini bareng sama
keluarga bawa anak-anak. Yuk mas kesana sama anak-anak!
#eh anaknya belum ada. Haha
**
Dikarenakan Mas dani sibuk di
kampus, ada jadwal mengajar de el el., pun dengan Mbak Weni ada agenda sehingga
tidak bisa ikut ke Jatim Park. That means, kami perlu mencari orang lain untuk
mengantar ke Jatim Park. Pilihan sampai pada sebuah nama: Tedi biasa dipanggil
Tedjo, teman SD pionk di Malang dulu. Pionk menghubungi Tedjo, dan ia bersedia.
Sekalian reunion hihi. Clear!
Finally, kami berempat – saya,
Pionk, Rizki, dan Tedjo, hanya memilih Jatim Park 1. Harga tiket masuk waktu
itu masih Rp. 50.000 [sekarang: weekday: Rp.60.000 & weekend: Rp. 80.000).
Di dalam Jatim Park 1 ada banyak taman, labirin, patung-patung, dan wahana
permainan. Wahana permainan serupa dengan yang ada di Dufan Jakarta, tapi
dengan ukuran yang lebih kecil. Jatim Park konon katanya mengusung konsep
edukasi juga. Jadi, bisa kita temui lokasi-lokasi yang mempertunjukkan
percobaan-percobaan ilmiah, hasil-hasil eksperimen, patung Enstein, rumus-rumus
kimia, de el el.
trip-mate |
naek beginian aja, kami mah pucet! |
water park di Jatim Park |
masih inget ini apaan? yes, itu yang agak-agak bikin pening waktu SMA. |
nah, banyak display beginian di dalem Jatim Park. Representasi dari wisata edukasi |
salah satu wahana permainan, lupa namanya apa. |
Nah, waktu beli tiket, kita akan dikasih gelang-gelangan model begini. |
Balai Kota Malang, katanya sih spot wajib buat foto #maksa |
Info tambahan untuk harga tiket Jatim
Park 2, berkisar Rp.40.000 untuk weekday, dan Rp. 50.000 untuk weekend. Dan tersedia
juga paket hemat untuk masuk Jatim Park 1 dan 2 sekaligus, harga sesuai paket
yang berlaku di season waktu kita datang.
Saya dan pionk cukup penakut
untuk menaiki wahana serupa roller coaster dan apalah apalah ya. Tapi rizki dan
tedjo memastikan semua baik-baik aja. Akhirnya kami pun menyerah untuk ikut
naik beberapa wahana. Dan kejadian kaaaaan, saya dan Pionk STRES dan nyaris JANTUNGAN
((((faktor USIA))))
But it was totally so FUN!
**
Special thanks to
ini juga nih maksud nulisin perjalanan ke Malang. Banyak ketemu saudara, temen, sahabat, serta belahan jiwa di kota itu.
- Mia (temen sekelas S1 yang rela minjemin kamera digital unyu0unyunya selama seminggu, kamu mah emang michu (miaw cuuuaeum :D)
- Mbak Weni, yang udah baik banget, mulai dari nyiapin kamar yang nyaman, traktir makan, minuman dingin saat kehausan, dan kasih sayang sampe sekarang masih kerasa, Miss you mbakyuku :*
- Mas Dani, bukan cuman senior yang sabar banget ngarahin ade-adenya di organisasi dulu tapi juga baik karena rela mendampingi para adenya yang terobsesi naik gunung. padahal kami tahu, itu bukan kamu banget, mas. Tapi gara-gara kami, mas bisa jadi selfie di Pananjakan juga kan, haha .
- Temen-temen UM lain yang turut menyambut, menyambangi, dan menyambung silaturahmi :D
- Thanks ya Tedjo sudah mengantar kami dan membiarkan Pionk memenuhi hasrat reuniannya haha
- Thanks juga ya Rizki sudah mau menikahi aku #eh. Takdir tidak ada yang tahu ya. Kunjungan kali kedua ke Malang ternyata jadi cikal bakal ketemu jodoh. Hahaha..
Tuuh kan gara-gara Malang jadi bisa dipinang. #ihiiiirrr!!
Kunjungan yang biasa menjadi tidak biasa, sekarang Malang serupa tempat kepulangan yang manis. Ketiga kalinya datang ke sana sudah bersama si dia, uhuk! Yuk, diminum dulu tehnya pemirsa indosi*rrr..
Selamat larut dalam kenangan dan berbahagialah, kita!
makan bareng mama papa mertua, adde ipar, afam, dan si cinta di Malang Town Square |
Take a selfie at pusat oleh-oleh Malang |
**
P.S. untuk kamu yang mau ke
Malang dari Bandung. Bisa pake kereta Malabar (Malang – Bandung Raya). Kereta
ini menempuh rute langsung dengan tiga pilihan kelas: ekonomi, bisnis, dan
eksekutif. Yang membedakan adalah fasilitas duduk dan AC. Bisnis dan eksekutif
sudah menggunakan AC. Tempat duduk eksekutif lebih nyaman, serupa tempat duduk
kereta eksekutif lain. Untuk kelas ekonomi, dibandrol lebih mahal dibanding
kelas ekonomi lain. Karena meskipun ekonomi, waktu tempuh (16 jam) sama dengan
kelas eksekutif.
Dilansir PT KAI, tarif untuk
Malabar Ekonomi : berkisar 160.000 – 250.000, Bisnis: berkisar 270.000 –
355.000, Eksekutif: 360.000 – 465.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar