bumi yang telah basah kuyup.
tak ada yang bisa ia lakukan, selain menyembunyikan khawatir atas bumi yang kedinginan.
perlahan gelap, tanah semakin beku kecoklatan.
isyarat takut dan resah kental menyeruak.
tertunduk perih direngkuh gulita malam.
perlahan-lahan dipaksa mengenyam kenangan yang hambar.
nyaris pahit tak terbantahkan.
sesekali tak mampu tak tertunduk, manut.
mengeja jejak-jejak luka, di sepanjang dinding langit malam
senja pergi, tanpa kata.
entah duka, lara, atau tiada yang ia bawa.
kembali,
bumi memecah tangisnya.
(ketika Bandung di dera hujan deras, 9 September 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar