Senin, 29 Oktober 2012

Tarian pena tentang dia #2


Dia mulai banyak bertanya. Ya, akhir-akhir ini dia begitu sering mempertanyakan hidupnya. Di perjalanannya menuju istana nyata akan mimpi-mimpinya, dia bertemu dengan macam-macam manusia. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang sok tahu dan hanya ingin tahu. Dia memang sangat pandai menyembunyikan hidup yang memusingkan. Kepandaiannya menjadikan ia sering dipuja. Tapi yang memuja, tak kenal dia sama sekali nyatanya, haha..!
**
Pertanyaan-pertanyaan yang ia lontarkan kadang nampak skeptis dan tak penting sama sekali. Ia masih saja bertanya, “adakah orang yang benar-benar menyayangiku?” jawabannya ya jelas ADA! 
Meskipun sebenarnya memang sulit untuk membedakan sayang dengan kasihan atau hanya sekedar kagum. Sampai saat ini dia memang sangat bodoh membedakan ketiganya. Itulah dia, manusia keras kepala yang kadang tak kenal kompromi ketololannya.
**
Contohnya hari ini. Dia hanya bisa berpura-pura merasa nyaman ketika orang yang katanya memujanya, menyayanginya, sama sekali tak bergeming melihat dia jatuh terkapar. Dia, lagi-lagi kecewa. Ketololannya sendiri yang membuat dia kecewa.
**
Lagi-lagi hidup memaksanya mengerti kesinisan yang nampak masih saja setia. sedihkah dia? Ya, dia begitu sedih. Tapi dia tak akan menangis. Dia tak mau menangis lagi. Yang dia inginkan hanyalah terus bertahan, tanpa dikasihani, oleh siapapun.
**
Dia ingin sekali melumpuhkan kesinisan hidup yang begitu setia. Dia hanya ingin memenangkan peperangan.  Begitu katanya, sembari menyembunyikan raut cemas yang berat. Ya, begitulah dia. Dia si keras kepala yang kadang terlampau yakin.



(Hari di september yang hujan, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar