Di luar masih gelap.
Dingin pagi ini berbeda. Dinginnya luar biasa menyiksa. Mantel berlapis seolah hanya hiasan penutup badan saja.
Nasi yang kumasak pagi ini begitu tanak, setanak rindu ini.
Sayang,
Taman tempat kita saling melempar tawa dan cerita sekarang sudah tidak kotor lagi. Sudah aku bersihkan.
Sayang,
Rupa, wangi, dan bahasamu selalu aku bawa. aku juga menyimpannya di
setiap sudut kamar. Aku mengenangnya di setiap malam. aku menyapa semua
tentang kita di dinding jelaga yang sepi. Kita begitu ceria kala
sama-sama mengkhayal menjadi raja dan ratu yang sama-sama hebat. Kita
begitu polos dan lugu memandang mimpi.
Ada kamu di gelas-gelas yang telah lebih dulu kau kecup. Ada cermin
yang malu-malu saat kau tatap sembari sesekali mengusap wajah rupawanmu.
Ada kamu, di sini. Rindu memanggil-manggil di setiap pagi.
Kamu, rindu, kita, mimpi, jembatan, semuanya memeluk sesak jiwaku. Aku begitu menunggu. Aku begitu merindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar